Festival Bubur Suro jadi ajang silaturahmi warga Pekalongan

id Pemkot Pekalongan,ajang sikaturahmi dan ikon makanan khas Oleh Kutnadi

Festival Bubur Suro jadi ajang silaturahmi warga Pekalongan

Gunungan bubur suro yang dikemas dalam daun pisang siap dibagikan masyarakat pada acara Festival Bubur Suro yang diselenggarakan pada 20 Agustus 2022. (ANTARA/HO-Humas Kota Pekalongan)



Festival Bubur Suro ini menjadi suatu peristiwa kebangkitan yang digagas oleh generasi muda. Kegiatan ini  untuk membangkitkan tradisi lama yaitu mengenal kuliner lama agar tidak hilang ditelan zaman.

Pakar kuliner Siska Soewitomo yang hadir pada acara festival sangat terkesan dengan penyelenggaraan Festival Bor (bubur) Suro di Kelurahan Krapyak, Kota Pekalongan.

Sebenarnya, menurut dia,  masakan bubur suro tidak banyak berbeda dengan makanan bubur yang dijual oleh pedagang kuliner di luar. Hanya saja, makanan bubur suro yang dibagikan saat festival secara gratis ini memiliki rasa, makna dan tujuan yang berbeda,  yaitu sebagai ajang silaturahmi dan menjaga kebersamaan antarwarga.

Kaum ibu-ibu di Kelurahan Krapyak dengan senang hati membuat bubur suro yang dibagikan kepada warga karena mereka menganggap hal itu sebagai sedekah.

Warga Kota Pekalongan, khususnya warga Kelurahan Krapyak sebagai sentra pelestarian makanan tradisional, seperti lopis raksasa yang digelar setiap sepekan Lebaran ini pun sepakat untuk melestarikan kegiatan festival bubur suro.

Bubur suro dibuat, dikemas, dan disajikan dalam bentuk yang cantik. Bubur disajikan dengan lauk perkedel  harus berbentuk bulat. Bubur terbuat dari nasi dicampur santan dengan takaran yang pas, sehingga  cita rasanya gurih dan sedap. Menariknya lagi, masyarakat memasak bubur dengan cinta.  

Makna bubur suro

Bubur suro jadi salah satu hidangan yang identik dalam perayaan Tahun Baru Islam atau 1 Suro (Muharam) yang hingga kini masih tetap dilestarikan masyarakat di Kelurahan Krapyak.

Bubur suro merupakan salah satu makanan yang disajikan secara khusus saat perayaan Tahun Baru Islam yang difungsikan sebagai sesajian.

Bubur suro dibuat dengan beras, santan kelapa, garam, dicampur daun salam, dan serai. Makanan ini akan semakin gurih dan nikmat apabila ditabur bawang merah goreng, kacang kedelai goreng, dan perkedel.

Bubur suro khas Krapyak ini biasa dipadukan dengan rempah, jinten, kacang hijau, santan, dan dihiasi dengan irisan mentimun, telur ayam, dan sebagainya.

Pada Festival Bubur Suro ini, panitia membagikan ribuan porsi bubur kepada masyarakat secara gratis. Festival juga dimeriahkan dengan bazar kuliner daerah, lomba menggambar, pertunjukkan pantomim, dan lomba peragaan busana tingkat sekolah dasar.

Puncak acara diisi dengan acara kirab gunungan bubur suro, seremonial sarung batik motif Jlamprang dan pertunjukan gamelan dari Komunitas Gamelan Lestari Laras.

Festival bubur suro baik bagi masyarakat Kelurahan Krapyak dimaknai sebagai ajang silaturahmi, bersyukur dan doa keselamatan serta keberkahan 

Wali Kota Pekalongan Afzan Arskan Djunaid  di sela-sela festival berpesan melalui penyajian bubur suro ini generasi muda dapat mengenal kuliner lama dan melestarikan agar lebih dikenal  masyarakat luas.

Oleh karena itu, penyelenggaraan Festival Bubur Suro di Kota Pekalongan akan "diuri-uri" atau dilestarikan. Festival Bubur Suro tidak sekadar sebagai ajang silaturahmi dan mengenalkan potensi kuliner daerah, tapi juga terselip doa demi keselamatan dan kesejahteraan warga.
 
 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Festival Bubur Suro dan ajang silaturahmi warga Pekalongan