Indonesia kecewa pelayanan Pramuka Malaysia

id Pramuka, Pengakap

Indonesia kecewa pelayanan Pramuka Malaysia

Pramuka Bengkalis dan PCIM Kuala Lumpur(Foto : Agus) (1)

"Terus terang kami kecewa, namun apapun juga yang terjadi hubungan baik tetap kita jaga, kami akan membuat protes tertulis disertai rekomendasi yang berisi solusi. Harapannya Jambore Malaysia ini bisa lebih baik, dan kami yakin bisa," ungkap Mardhani
Kuala Lumpur, (AntaraKL) - Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur menghimbau Gerakan Pramuka Indonesia kedepan tidak perlu terlalu bersemangat memenuhi undangan Pengakap (Pramuka) Malaysia karena kecewa pelayanan mereka.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur, Prof. Dr. Ari Purbayanto menyampaikan keluhannya saat upacara pembukaan pada Minggu Malam (27/11).

Dia menyampaikan apresiasi kepada kontingen Indonesia untuk partisipasinya mengikuti Jambore Pengakap Malaysia namun menghimbau agar kedepannya tidak perlu terlalu bersemangat memenuhi undangan Pengakap Malaysia.

Sebanyak 1.565 Kontingen Gerakan Pramuka yang berasal dari 17 Propinsi di Indonesia mengikuti Jambore Malaysia ke-13 dan Jambore Internasional Kuala Lumpur 2016 di Taman Metropolitan, Batu, Kuala Lumpur.

Pramuka Indonesia memang semangatnya tinggi untuk mengikuti berbagai jambore di luar negeri. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah peserta Indonesia yang sangat besar sekali, seperti ASEAN Scout Jambore di Terengganu September 2016 lalu.

Kontingen Indonesia mencapai 900 orang peserta. Kali ini 1565 peserta dan merupakan peserta terbanyak diantara negara-negara ASEAN lainnya yang rata-rata mengirimkan peserta kurang dari 20 peserta.

Atdikbud sangat menyayangkan pelayanan pihak panitia kurang begitu memuaskan dengan pungutan 150 dollar AS per peserta.

"Dengan jumlah peserta ribuan, saya melihat fasilitas yang tersedia tidak mencukupi, termasuk kebutuhan air bersih untuk peserta khususnya untuk MCK. Saya juga mendapatkan laporan bahwa beberapa acara juga dimundurkan, bahkan ada yang dibatalkan," ujar Ari.

Pramuka Indonesia sangat tinggi semangatnya untuk berpartisipasi khususnya dalam misi kebudayaan daerah.

Meski layanannya kurang memuaskan, Atdikbud berharap agar kontingen Indonesia tetap dapat menjadi duta bangsa yang baik untuk memperkenalkan keragaman budaya Indonesia.

"Saya berharap agar 1565 kontingen Gerakan Pramuka Indonesia di Jambore Malaysia dapat menjadi duta budaya Indonesia dalam Jambore ini," ungkap Atdikbud.

Lebih lanjut Ari berharap agar Kwarnas menghimbau Kwartir Daerah (Kwarda) untuk lebih menyikapi kejadian kali ini dengan baik.

Karena Malaysia menjadikan pramuka daerah sebagai target keikutsertaan yang besar sekaligus perolehan dana iuran dengan cara mengundang langsung ke daerah tanpa melalui Kwarnas.

Sementara itu pihak pimpinan kontingen Indonesia Mardhani Zuhri telah melaporkan seluruh keluhan peserta kepada panitia Jambore Malaysia.

"Terus terang kami kecewa, namun apapun juga yang terjadi hubungan baik tetap kita jaga, kami akan membuat protes tertulis disertai rekomendasi yang berisi solusi. Harapannya Jambore Malaysia ini bisa lebih baik, dan kami yakin bisa," ungkap Mardhani kepada Atdikbud usai pembukaan Jambore Malaysia.

Kontingen Indonesia utamanya peserta sangat aktif dilapangan berkenalan dengan peserta lainnya. Penampilan Tari dan Pidato kebangsaan berbahasa Inggris dari Pramuka Indonesia juga mendapatkan sambutan paling meriah.

Menurut rencana kegiatan Jambore ini akan berlangsung hingga 1 Desember 2016 mendatang.