Permintaan TKI ke Malaysia masih tinggi

id TKI, Malaysia

Permintaan TKI ke Malaysia masih tinggi

Malaysia.

"Untuk gaji selama ini lumayan bagus. Peminat juga cukup banyak. Hambatan relatif tidak ada. Sumber rekruitmen banyak dari Jawa, Lombok, Sulawesi dan sebagainya," katanya.
Kuala Lumpur, (AntaraKL) - Permintaan tenaga kerja dari Malaysia ke Indonesia melalui perusahaan jasa tenaga kerja hingga saat ini masih tinggi baik untuk tingkatan pekerja maupun profesional.

"Permintaan tenaga kerja dari Malaysia masih banyak diantara beberapa negara. Saya selama ini suplai ke Timur Tengah dan Asia. Yang paling banyak permintaan dari Malaysia," ujar Direktur Utama PT Haena Duta Cemerlang, Dede Badrudin di Johor, Senin.

Dede mengatakan dirinya biasa memasok untuk tenaga perminyakan dan gas serta konstruksi.

"Untuk konstruksi tiap bulan saya masih mengirim untuk wilayah Selangor, Sabah, Kuching dan Sarawak. Ada permintaan rutin. Untuk Johor belum gol. Untuk sektor manufaktur seperti kilang-kilang (pabrik) masih kami kirim untuk Johor dan Selangor," katanya.

Dia mengatakan untuk tenaga perminyakan dan gas dirinya menyuplai untuk sub kontrak-nya Petronas untuk proyek yang ada di Kinabalu dengan mengirim sekitar 1.200 pekerja.

"Di Sarawak ada beberapa titik. Ada yang 400 pekerja, 200 pekerja. Tenaga yang dibutuhkan mulai dari insinyur hingga pekerja," katanya.

Menanggapi adanya PHK di Petronas, dia mengatakan Petronas memiliki proyek banyak dan ada beberapa titik seperti di Sarawak baru selesai lima bulan yang lalu.

"Itu tenaga listrik-nya saya suplai ada 400 orang. Kalau di Kota Kinabalu mulai insinyur hingga buruh," katanya.

Dia mengatakan yang ada Johor Petroleum Development Corporation (JPDC) atau Pengerang Integrated Petroleum Comlex (PIPC) permintaannya banyak tetapi pihaknya masih belum deal.

"Untuk gaji selama ini lumayan bagus. Peminat juga cukup banyak. Hambatan relatif tidak ada. Sumber rekruitmen banyak dari Jawa, Lombok, Sulawesi dan sebagainya," katanya.

Dia mengatakan untuk pesaing tenaga kerja Indonesia berasal dari India, Bangladesh dan Myanmar.

"Pengusaha Malaysia lebih suka dari Indonesia disamping karena budaya yang sama, bahasanya juga mudah dimengerti dan kualitasnya juga lebih bagus walaupun India dan Myanmar lebih murah," katanya.

Dia mengatakan untuk dokumen pekerja dari Malaysia tidak masalah sepanjang memiliki dokumen yang lengkap.

"Memang sebagian pekerja tidak memiliki dokumen sehingga harus bikin dokumen lebih dahulu. Bikin dokumen sangat lama karena harus online. Jadi kalau ada KTP palsu tidak bisa berangkat," katanya.

Atase Tenaga Kerja KBRI Kuala Lumpur, Mustafa Kamal mengatakan peluang kerja di Malaysia memang masih sangat banyak namun sebaiknya para TKI melengkapi dokumen terlebih dahulu sebelum berangkat ke luar negeri sehingga bisa tenang bekerja.

Konsul KJRI Johor Bahru Zainul Idris Yunus mengatakan pihaknya mengundang Badak LNG dari Bontang Balikpapan dan perusahaan pengerah tenaga kerja karena dirinya melihat di Pengerang ada proyek besar pembuatan tangki minyak untuk menampung lima juta barel per hari atau Pengerang Integrated Petroleum Comlex (PIPC).

"Ini kalau sudah berjalan sekitar 75 ribu orang yang mengoperasikan. Ini peluang buat Indonesia untuk mengirim tenaga kerja terlatih untuk menyuplai proyek Petronas di Pangerang tersebut," katanya.