Cerita Pantarlih "berburu" WNI di Pulau Pinang demi suksesnya Pemilu 2024

id Pantarlih Penang, Pemilu 2024 Oleh Virna P Setyorini

Cerita Pantarlih "berburu" WNI di Pulau Pinang demi suksesnya Pemilu 2024

Petugas Pemutakhiran Data Pemilu (Pantarlih) Penang Santi Mei Linda menyiapkan pelaksanaan pencocokan dan penelitian (coklit) di Sri Aman Food Court, Kompleks Bukit Jambul, Pulau Pinang, Rabu (15/3/2023). ANTARA/Virna P Setyorini

Mereka tahu pemilu. Tapi kenapa harus didata lagi? Pertanyaannya selalu itu. Jadi susah juga menjelaskannya
Kuala Lumpur (ANTARA) - Pesan singkat masuk di aplikasi Whatsapp, berisi lokasi pertemuan nanti malam di Sri Aman Food Court, Kompleks Bukit Jambul, Pulau Pinang.

Rencananya beberapa Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) untuk wilayah kerja Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Penang akan berkumpul di sana melaksanakan pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih untuk Pemilu 2024.

“Maaf, Kak, agak telat, baru pulang kerja, macet juga,” kata Santi, melalui pesan Whatsapp mendekati pukul 19.00 waktu setempat. Masih ada sisa waktu sekitar 30 menit dari kesepakatan bertemu.

Pulau Pinang atau Penang merupakan satu negara bagian di Malaysia terletak di pesisir barat laut Semenanjung Malaysia, berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Pulau mungil itu dikenal baik oleh masyarakat Indonesia sebagai lokasi wisata, pusat industri, sekaligus pengobatan.

Pertumbuhan ketiga sektor itu begitu terasa, terlebih pascapandemi COVID-19 sehingga berpengaruh pula dengan kondisi lalu lintas di sana. Kemacetan menjadi hal lumrah terlihat di pulau itu, terutama pada saat jam berangkat dan pulang kerja.

Santi, pekerja migran asal Sumatera Utara, yang memiliki nama lengkap Santi Mei Linda, berpartisipasi menyiapkan pesta demokrasi mendatang dengan menjadi Pantarlih di Penang. Malam itu ia bersama beberapa rekan Pantarlih lainnya melakukan coklit di Sri Aman Food Court.

 
Petugas Pemutakhiran Data Pemilu (Pantarlih) Penang Santi Mei Linda menyiapkan pelaksanaan pencocokan dan penelitian (coklit) di Sri Aman Food Court, Kompleks Bukit Jambul, Pulau Pinang, Rabu (15/3/2023). ANTARA/Virna P Setyorini



Mereka “berburu” WNI untuk mendapatkan data pemilih baru sebanyak-banyaknya untuk Pemilu 2024.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) memang memberikan waktu 2 bulan, dari 12 Februari sampai dengan 11 April 2023. Namun secara efektif mereka hanya dapat bekerja kurang dari waktu yang ditetapkan tersebut sehingga membuat mereka perlu bekerja ekstra.

Sekitar 75.000 Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) yang diperoleh dari KPU, menurut Ketua Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Penang Nani Kurniasari, juga tidak bisa langsung dilakukan pencocokan dan penelitian. Data tersebut ada yang ganda, identitasnya tidak jelas, alamatnya tidak jelas, hingga tidak tercantum dokumen keimigrasian.

Oleh karena itu, butuh waktu bagi PPLN merapikan DP4 sebelum mengunggahnya ke Sistem Pendaftaran Pemilih (Sidalih) dan dilakukan coklit oleh Pantarlih, sementara argo pelaksanaan coklit selama dua bulan sudah berjalan. 

Untuk menghindari kehilangan waktu lebih banyak, Pantarlih di sana turun ke lapangan, berburu langsung warga negara Indonesia (WNI) untuk mendatanya sebagai pemilih baru.