Jakarta (ANTARA) - Pakar teknologi informasi Ahmad Faizun dari maplecode.id mengingatkan masyarakat untuk perlu beradaptasi dengan perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang makin pesat dan berpotensi mengancam sejumlah lapangan pekerjaan.
Menurut dia, perubahan besar sedang terjadi ketika AI mempunyai kecerdasan memahami, mensintesis dan menyimpulkan informasi yang berlawanan dengan kecerdasan yang ditunjukkan oleh manusia maupun hewan.
"Perubahan ini tidak dapat dihindari, namun banyak karyawan merasa khawatir karena takut posisinya akan digantikan oleh teknologi dalam waktu lima tahun," ujar Faizun dalam pernyataan di Jakarta, Minggu.
Faizun pun menilai kemampuan beradaptasi dengan perubahan menjadi penting agar perkembangan AI tidak berdampak negatif, salah satunya melalui kursus dengan pendekatan sains agar pekerja dapat lebih kompetitif dan mempunyai daya saing.
"Mengambil pendidikan dan kursus yang tepat akan membantu Anda mengatasi pergolakan yang akan terjadi saat kita beralih ke masyarakat yang semakin bergantung pada teknologi," ujarnya.
Ia memastikan keterampilan tambahan itu akan bermanfaat saat memasuki dunia kerja karena pemberi kerja akan melihat pekerja sebagai aset maupun sumber daya tambahan yang tidak akan tergantikan oleh pekerjaan teknologi.
Selain itu, Faizun juga mengingatkan perlunya penelitian tambahan untuk mengetahui pekerjaan yang kemungkinan besar diotomatisasi di masa mendatang dan antisipasi dari sisi penguatan sumber daya manusia.
"Sekitar setengah dari semua bisnis telah mulai mengadopsi beberapa bentuk AI ke dalam operasi mereka untuk mengotomatiskan proses, memangkas biaya, dan mengurangi staf," ujarnya.
Ia pun memproyeksikan profesi yang di masa mendatang yang kemungkinan akan tergerus oleh keberadaan teknologi AI atau robot adalah pekerjaan dengan tugas rutin dan perintah berulang.
"Seperti penerjemah, paralegal, pegawai negeri di tingkat birokrat atau administrasi, pekerja pabrik untuk produk noncustomized," kata ahli keamanan siber ini.
Sementara profesi di masa depan yang mampu bertahan atau kemungkinan kecil digantikan oleh AI adalah pekerjaan yang memiliki banyak kreativitas atau proses peningkatan, seperti artis, dokter atau politisi.
Selain itu, para pembuat kebijakan pemerintah, ilustrator, analis, serta pekerjaan yang bertindak out of the box dan memiliki intuisi yang tak dapat dilihat oleh AI juga dapat bertahan kedepannya.
Kemudian, terdapat juga profesi yang dapat beradaptasi dengan AI, antara lain Data Scientist, Machine Learning Specialist, Big Data dan Analytical Specialist dan profesi lainnya, seperti akuntan, auditor serta spesialis keamanan informasi.
"Mengapa profesi ini dapat berjuang dan memenangkan masa depan? AI dapat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan karier karena mereka adalah pengadopsi awal dan pengguna berat teknologi AI," ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pakar sebut masyarakat perlu beradaptasi dengan perkembangan AI
Berita Terkait
ASEAN luncurkan inisiatif dorong menjadi pemain global kecerdasan buatan
08 June 2024 4:24 Wib
Pers dan AI, Seteru atau sekutu?
10 February 2024 9:27 Wib
Presiden Jokowi: Jangan takut dengan kecerdasan buatan
15 September 2023 13:03 Wib, 2023
ChatGPT dan dilema manfaatkan kecerdasan buatan
28 April 2023 14:52 Wib, 2023
Pemanfaatan teknologi AI untuk mendukung terwujudnya Indonesia Emas 2045
16 April 2023 14:40 Wib, 2023
Pengguna aktif harian Facebook mencapai 2 miliar di seluruh dunia
21 March 2023 9:50 Wib, 2023
Pengamat: Peran pers dinilai tidak bisa digantikan teknologi kecerdasan buatan
08 February 2023 12:30 Wib, 2023