Bangladesh catat rekor kematian akibat DBD pada Agustus

id DBD,Bangladesh,WHO

Bangladesh catat rekor kematian akibat DBD pada Agustus

Para petugas menyemprotkan asap antinyamuk di sepanjang sebuah jalan di Dhaka, Bangladesh, Minggu (11/9/2022). Pihak berwenang di Dhaka memperkuat upaya pemberantasan nyamuk di kota itu untuk mengantisipasi wabah demam berdarah yang biasanya mulai meningkat selama periode Juni-September. ANTARA FOTO/Xinhua/rwa.

Dhaka, Bangladesh (ANTARA) - Sedikitnya 342 orang meninggal akibat demam berdarah dengue (DBD) selama Agustus, yang merupakan angka bulanan tertinggi di Bangladesh sejak otoritas kesehatan mulai mencatat kasus DBD pada 2000.

Pada 31 Agustus, otoritas melaporkan 17 jumlah kematian tambahan, termasuk 16 kematian di Ibu Kota Dhaka, menurut Direktorat Jenderal Layanan Kesehatan (DGHS).

Total angka kematian akibat gigitan nyamuk itu naik menjadi 593 orang sejak Januari tahun ini, dan 438 di antaranya dilaporkan dari Dhaka.

Sementara itu menurut data DGHS, secara nasional ada 2.308 kasus baru yang memerlukan perawatan di rumah sakit, termasuk 875 kasus di Dhaka.

Total kasus rawat inap saat ini mencapai 123.808, termasuk 71.976 kasus yang muncul pada Agustus saja dan 58.021 kasus di antaranya tercatat di Dhaka.

Tahun lalu, ada 281 orang yang meninggal akibat DBD di negara Asia Selatan tersebut.

Jumlah kasus DBD yang tinggi mulai membebani sistem kesehatan di Bangladesh, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Bank Dunia pada Kamis (31/8) menyetujui pengeluaran dana sebesar 200 juta dolar AS (sekitar Rp3 triliun) untuk membantu mengatasi krisis saat situasi endemik DBD kian buruk.

Demam berdarah adalah infeksi virus yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi, namun tidak ada pengobatan khusus untuk infeksi tersebut.


Sumber: Anadolu

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bangladesh catat rekor kematian DBD pada Agustus