Terbius gigantik Ethnochestra Senandung Nusantara di Kuala Lumpur

id Orkestra,Erwin Gutawa,Jay Subiakto,KBRI Kuala Lumpur,Kuala Lumpur,Ethnochestra,Senandung Nusantara

Terbius gigantik Ethnochestra Senandung Nusantara di Kuala Lumpur

Duta Besar RI untuk Malaysia Hermono membuka Ethnochestra bertajuk Senandung Nusantara karya Erwin Gutawa untuk memperingati HUT ke-78 Kemerdekaan yang dipentaskan di Plenary Hall Kuala Lumpur Convention Center, Malaysia, Kamis (26/10/2023) malam.  (ANTARA/Virna P Setyorini)

Kuala Lumpur (ANTARA) - Ethnochestra bertajuk Senandung Nusantara, yang menggabungkan sentuhan musik dan etnik yang mewakili keberagaman budaya Indonesia, membius para diaspora sekaligus warga Malaysia di jantung Kota Kuala Lumpur.

Kedutaan Besar Republik Indonesia Kuala Lumpur mempersembahkan acara kebudayaan Ethnochestra bertajuk Senandung Nusantara karya Erwin Gutawa itu untuk memperingati HUT Ke-78 Kemerdekaan RI di Plenary Hall Kuala Lumpur Convention Center, Kamis (26/10) malam.

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Malaysia Dato’ Indera Hermono menyatakan pihaknya menampilkan kekayaan budaya, keindahan budaya Indonesia, yang terlaksana atas kerja sama semua pihak, para sponsor, masyarakat Indonesia, dan semua suporter sehingga acara berjalan sukses.

Hermono, yang malam itu mengenakan pakaian adat khas Lombok, Nusa Tenggara Barat, melihat bahwa banyak masyarakat yang menyambut baik dan antusias menyaksikan penampilan musik Erwin Gutawa yang memang spektakuler dan berkelas.

Sementara itu, komposer ternama Indonesia Erwin Gutawa yang menjadi Music Director pada pentas malam itu mengaku bangga bisa memainkan musik yang berakar dari tradisi musik Indonesia sehingga semua orang bisa menikmati betapa beragam dan indahnya seni budaya Indonesia.

Erwin yang telah mementaskan Ethnochestra di beberapa negara--dengan konsep yang kurang lebih sama--mengaku sengaja menampilkan beberapa nomor Sumatera atau Melayu khusus untuk penampilan di Malaysia.

“Supaya ada ikatan yang dekat dengan penonton di sini. Akan tetapi selebihnya, Bali dan sebagainya. Saya ingin kasih lihat betapa variasi dan gigantiknya musik yang bisa diciptakan … ,” ujar dia.


Keberagaman kultur

Perpaduan musik etnik Indonesia dan orkestra malam itu menampilkan kekayaan dan keberagaman kultur Indonesia, dari bagian barat Sumatera, Jawa, Bali, hingga ke bagian timur Papua.

Pentas sengaja dikemas untuk mempromosikan budaya Indonesia di luar negeri sekaligus Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan melibatkan musikus tradisional dari Tanah Air dikombinasikan dengan musik modern dan orkestra serta sentuhan efek visual dan pencahayaan memukau, untuk memikat penonton internasional.

Mustiko Woro bersenandung di Ethnochestra Senandung Nusantara dipentaskan di Plenary Hall Kuala Lumpur Convention Center, Malaysia, Kamis (26/10/2023) malam. ANTARA/Virna P Setyorini


Potongan tayangan tentang ibu kota negara masa depan di Kalimantan Timur membuka persembahan budaya malam itu.

Ethnochestra Senandung Nusantara diawali dengan penampilan Christine Tambunan yang menyanyikan Indonesia Jiwaku gubahan Guruh Sukarnoputra, dilanjutkan dengan sajian Tari Bedhaya dari Jawa dengan ciri gerakan dan tempo lambat.

Mustiko Woro lantas menampilkan Macapat Pangkur dan Walangkekek. Dalang muda itu mempersembahkan pentas wayang sekaligus “nembang”, dan menutupnya dengan Tari Kedok yang awalnya berasal dari Batavia dan berubah nama menjadi Jakarta.

Penonton yang hampir memenuhi Plenary Hall KLCC berkapasitas 3.000 kursi itu kemudian dihibur dengan musik instrumental Swarna Dwipa gubahan Erwin Gutawa, yang memiliki motif dan ritme Sumatera.