Kuala Lumpur, (AntaraKL) - Sekitar 100 Warga Negara Indonesia (WNI) yang menetap di Kuala Lumpur, Malaysia dan sekitarnya mendapatkan pelatihan kewirausahaan dari sejumlah pengusaha Indonesia yang telah sukses menjalankan bisnisnya di negara serumpun ini.
Pelatihan kewirausahaan untuk WNI ini diselenggarakan oleh kelompok Edukasi Untuk Bangsa (EUB) bekerja sama dengan, Kantor Berita ANTARA, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Malaysia, Indonesian Trade Association (ITA) serta sejumlah ekspatriat yang berada di negara ini.
Kegiatan ini diharapkan dapat mencetak para usahawan baru Indonesia terutama dari kalangan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang sekembalinya ke Tanah Air sudah memiliki bekal ataupun rancangan untuk berwirausaha katimbang kembali menjadi pekerja.
Koordinator Pelatihan Kewirausahaan EUB, Sugiri Wijayanto, di Kuala Lumpur, Minggu menjelaskan pelatihan ini akan diberikan selama 16 kali pertemuan setiap hari Minggu (31/5).
Pelaksanaan pelatihan kewirausahaan ini telah dimulai pekan lalu (24/5).
Dalam 16 kali pertemuan tersebut, para tutornya akan berbeda-beda dengan materi yang disampaikan juga disesuaikan dengan bidang usaha yang digelutinya.
Pada tahap awal, kata Sugiri, para tutor yang akan memberikan pelatihan adalah para pengurus dan anggota ITA yang bergerak di berbagai bidang usaha.
Direktur Eksekutif Sari Sihat Sdn Bhd, Kandi Rahayu yang menjadi motivator dalam pertemuan ke-2 merasa senang bisa berbagi ilmu dan pengetahuan di bidang bisnis kepada para WNI termasuk TKI yang ada di negara ini.
"Saya senang bisa berbagi dengan sesama WNI. Semoga melalui pelatihan ini dapat menumbuhkan para usahawan baru Indonesia terutama dari para TKI," ucapnya.
Kandi Rahayu adalah pengusaha sukses yang pernah berdomisili di Amerika Serikat dan kini menjalankan usaha produk-produk kesehatan seperti jamu-jamuan dalam naungan perusahaan Sari Sihat Sdn Bhd.
Sementara itu, para peserta yang umumnya TKI yang bekerja di Kuala Lumpur dan sekitarnya sangat antusias mengikuti pelatihan ini dan menyimak materi yang disampaikan oleh para motivator.
Peserta TKI tidak sungkan untuk langsung bertanya kepada para tutor terkait dengan bidang usaha yang layak untuk mereka kembangkan di kemudian hari terutama setelah tidak menjadi pekerja di luar negeri.
"Saya ingin bisnis perpustakaan buku di kampung saya bu. Bagaimana caranya," ucap Dewi menanyakan hal tersebut kepada motivatornya.
Dalam pelatihan tersebut, terlihat besar keinginan dari para TKI tersebut untuk mendapatkan ilmu kewirausahaan dan berharap kelak bisa dijalaninya selepas tidak menjadi pekerja di luar negeri. (N. Aulia Badar/sh)