Batang (ANTARA) - Selama ini, orang lebih mengenal daerah penghasil batik adalah Pekalongan, Yogyakarta, dan Solo. Padahal Kabupaten Batang, Jawa Tengah, yang bertetangga dengan Pekalongan, juga memiliki produk batik dengan motif-motif eksotis.
Batik khas Kabupaten Batang yang terkenal adalah Batik Rifa'iyah. Batik ini merupakan warisan budaya dari Syekh KH Ahmad Rifa'i, ulama yang pada 1880-an diasingkan dan wafat di Tondano, Sulut. Batik ini punya ciri khas motif "tiga negeri".
Selain itu, batik Batang juga memiliki jenis batik lain seperti batik tulis dan batik cap. Batik Batang diperkirakan sudah ada sejak masa Sultan Agung (1613-1645) atau bahkan sejak masa Kerajaan Majapahit.
Ciri-ciri motif batik Kabupaten Batang pada umumnya dapat dikenali dari corak warna sogan irengan atau coklat kehitam-hitaman yang digolongkan sebagai batik keratonan karena corak warna sogan tersebut.
Yang membedakan batik keratonan Batang dengan batik keratonan dari daerah Solo dan Yogyakarta adalah batik Batang mempunyai corak warna sogan yang lebih gelap dibandingkan dengan corak sogan batik dari daerah lain.
Warna sogan pada batik Batang biasanya digunakan sebagai warna dasaran kain yang pada umumnya menampilkan motif berwarna putih dengan ciri khas "remukan" di dalam motifnya.
Ada tahap peremukan lilin dalam proses pembuatan batik Batang. Proses ini untuk menghasilkan akses remukan pada motif batik Batang. Proses itu tidak dilakukan dalam pada kerajinan batik di daerah lain.
Oleh karena "remukan" yang ada pada motif batik Batang tidak ditemukan pada batik-batik dari daerah lain.
Proses perajinan batik tulis Batang pada umumnya dimulai dengan ngleng reng (menggambar motif langsung pada kain), ngisen-isen (memberi variasi motif), nembok ( menutup bagian dasar kain yang tidak perlu diwarnai), ngobat (mewarnai batik yang sudah ditembok dengan cara dicelupkan pada larutan warna).
Kemudian ngrmuk (meremukkan lilin malam agar mendapatkan gambaran serat pada motif), nglorod (menghilangkan lilin malam dengan cara direbus ke dalam air mendidih), serta finishing.
Pada tahapan ngisen-isen, biasanya akan memberikan detail lentreng terusan dengan motif yang rapat, saling menyambung, dan tembus bolak-balik pada dua sisi kain. Proses ini menjadi salah satu ciri khas.
Adapun untuk motif pada batik Batang krtnn pada umumnya terbentuk geometris dan campuran motif geometris dengan motif bebas.
Batik Batang yang mendapat pengaruh motif Keratonan Mataraman banyak yang menggunakan motif batik seperti Udan Liris, Sido Mukti, Romo Ukel Kawung, serta Parang atau Seno.
Motif lokal batik Batang Keratonan antara lain motif Manggaran, Kembang Cepoko, Gemek Stekem, serta masih masih ada yang lainnya. Batik Batang Keratonan juga mempunyai motif campuran seperti motif Parang Karna dan Parang Tempe.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Melestarikan batik khas Batang