KUALA LUMPUR (ANTARA) - Salah satu problem paling mendasar dalam kehidupan masyarakat adalah tentang ekonomi dan kesejahteraan. Sejak kemerdekaan hingga hari ini kita masih terus berjuang untuk mengentaskan hal Itu.
Upaya terbaik yang bisa kita lakukan adalah dengan memberdayakan dan meningkatkan skill SDM/daya saing masyarakat kita.
Agenda ini, di tahun 2020 justru menjadi semakin berat tersebab karena Pandemic Global Covid-19.
Tanpa kecuali, rakyat Indonesia yang menjadi pekerja migran pun terdampak cukup parah.
Hal inilah yang melandasi kemudian Masyarakat Ekonomi Syariah DKI Jakarta bersama Pimpinan Cabang Istimewa Malaysia, MES Malaysia dan Bank Infaq menyelenggarakan webinar nasional ahad lalu, 20 September 2020.
Webinar tersebut menghadirkan tokoh nasional dan pengusaha sukses yakni Sandiaga Shalahuddin Uno.
Sandiaga menyampaikan bahwa pentingnya semangat inovasi dan kolaborasi dalam menghadapi krisis yang sudah di depan mata.
"Krisis ini justru memicu kesempatan untuk kreatif dalam menciptakan peluang membuka usaha mandiri," kata Sandi.
Ia juga menekankan bahwa harus tetap yakin dalam musibah pandemi ini pasti ada kebaikan dari Allah.
Keyakinan ini akan menumbuhkan kekuatan untuk survive demi orang-orang tercinta.
Materi selanjutnya adalah dari Agastya Harjunadhi, pengurus Muhammadiyah Malaysia dan MES Malaysia.
Ia memaparkan sekilas gambaran keadaan terkini covid-19 di Malaysia yang berkaitan dengan pekerja migran Indonesia (PMI) juga bagaimana ormas-ormas Indonesia di Malaysia berperan selama lockdown.
"Salah satu yang paling terpukul ketika pandemi ini adalah PMI yang harian. Selama masa lockdown (Perintah Kawalan Pergerakan), mereka benar-benar terputus mata pencaharian. Di sinilah kehadiran ormas-ormas di Malaysia sangat vital. Ada PCIM, MES, PCINU dan lain-lain," pungkasnya.
Selain bantuan langsung dan sembako, Muhammadiyah dan MES Malaysia juga sudah melaksanakan program rutin dalam rangka meningkatkan daya saing PMI.
Seperti training, workshop, pelatihan-pelatihan yang sesuai kebutuhan era disrupsi ini.
"Teman-teman PMI dibekali pelatihan untuk link-and-match antara kepakaran mereka dan digital inovasi." tandasnya.
Agas juga menginformasikan bahwa ada amal usaha baru yakni Warung Soto Lamongan, yang didirikan oleh PCIM sebagai bentuk konkret amal jama'ai yang diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan dan menggerakkan perekonomian warga.
Pemateri selanjutnya adalah Tito Maulana, pengusaha kuliner dan pengurus MES DKI.
Dia menekankan bahwa dalam menghadapi pandemi ini, etos kerja tidak boleh mengendor.
Justru karakter seorang muslim memiliki pattern etos kerja yang ultimate dan champion.
Dia mengutip hadist "Bersungguh-sungguhlah pada apa yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan pada Allah dan jangan lemah".
Dan pemateri terakhir adalah Rezza Artha, ketua Bank Infaq.
Dia menjelaskan profile Bank infaq, yaitu sebuah wadah untuk menampung dana kebajikan ummat, yang mana bisa dimanfaatkan dalam pengembangan bisnis masyarakat.
Bank Infaq ini juga sudah memiliki 40 cabang tersebar di seluruh Indoneia, dan sangat terbuka untuk bisa disinergikan dan bermanfaat kepada ummat.
Rezza juga mengapresiasi kepada para PMI, bahwa mereka adalah para pahlawan yang sangat berjasa bagi perekonomian Negara.
Webinar ini menjadi sangat penting karena akan semakin menguatkan positioning PMI dalam meningkatkan daya saing sehingga akan selalu menjadi tumpuan harapan. Dan Bank Infaq sangat bisa untuk menjadi salah satu jalan para PMI dalam memberdayakan dan mengembangkan perekonomian mereka.
Para peserta webinar sangat antusias mengikuti webinar ini. Terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang disampaikan kepada para pemateri.
Webinar ini didukung oleh Visi Peradaban Foundation, Warung Soto Lamongan, Kopi Sigaleh dan media partner Antara Biro Kuala Lumpur.