"Ngeri Ngeri Sedap", gambaran dinamika keluarga Indonesia
Hubungan antara ayah dan anak laki-lakinya yang sangat canggung, bisa dialami siapa saja. Anak perempuan yang tidak boleh mengemukakan pendapat, nasib anak bungsu yang tak pernah didengar serta beban sebagai anak laki-laki pertama yang menjadi penerus silsilah keluarga juga sangat realistis dan terjadi di hampir seluruh lapisan masyarakat.
Konflik yang dibicarakan tak hanya dari kacamata anak dalam memandang orang tua, tapi juga sebaliknya. Begitu juga mengenai hubungan istri dan suami, posisi mertua, keluarga besar dan masyarakat sekitar.
Budaya Batak
Salah satu kelebihan dari "Ngeri Ngeri Sedap" adalah memperkenalkan budaya Batak pada penonton. Film dengan latar belakang suku di Sumatra Utara ini terbilang masih jarang dipilih apalagi yang benar-benar membicarakan soal tata krama, kebiasaan dan adat istiadatnya.
Bene sendiri merupakan putra Batak dan para pemain yang terlibat dalam film ini juga orang-orang Batak. Maka tak heran, kalau Bene dapat menggambarkannya secara detail.
Suasana khas di kampung Sumatra Utara, Danau Toba, rumah Bolon (rumah adat Batak), upacara adat, makanan tradisional, dialog serta logat Batak ditampilkan dengan pas dan tidak berlebihan.
Bene juga menggandeng musisi Viky Sianipar untuk menggarap skoring yang mengiringi tiap adegan dan soundtrack-nya sehingga terasa sangat Batak.
Setidaknya lewat film ini penonton mendapat pengetahuan baru mengenai aturan, budaya serta cara hidup yang berpegang teguh pada adat istiadat.
Yang juga tak boleh dilupakan dari "Ngeri Ngeri Sedap" adalah pemandangan Danau Toba dan Bukit Holbung yang masih jarang diketahui oleh masyarakat di luar pulau Sumatra.
Di film ini, penonton akan melihat keindahan salah satu danau terbesar di Indonesia yang dikelilingi oleh bukit-bukit hijau. Dari atas Bukit Holbung, yang menjadi salah satu tempat pengambilan gambar, penonton juga disajikan penampakan Danau Toba yang begitu luas.
Secara keseluruhan "Ngeri Ngeri Sedap" bisa dibilang sebagai film yang memberikan banyak perspektif bagi yang menonton, baik dari sisi orang tua dan juga anak. Film ini jauh dari kata menggurui, namun mengajak seluruh anggota keluarga untuk saling introspeksi dan membenahi komunikasi agar dapat terus mengasihi.
Seperti judulnya, film ini menghadirkan "kengerian" di tiap masalah, namun membawa pulang perasaan sedap dan hati yang hangat setelah selesai menonton. "Ngeri Ngeri Sedap" sudah dapat disaksikan di seluruh bioskop Indonesia.