Pakar ingatkan potensi kepunahan hewan penyerbuk di Hari Lingkungan Hidup Sedunia

id Bogor,IPB, Hari Lingkungan Hidup,hewan penyerbuk, lebah, kelalawar,Serangan hama,Belalang kembara,Hama tanaman

Pakar ingatkan potensi kepunahan hewan penyerbuk di Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Seekor lebah terbang di atas bunga kosmos di sebuah taman di Seoul, Korea Selatan, Senin (13/9/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Hong-Ji/WSJ/sa/am.

Yang kita perlukan adalah 'political will', kemauan untuk menjalankan prinsip-prinsip keberlanjutan (sustainability)

Kota Bogor (ANTARA) - Pakar pertanian dari IPB University Profesor Damayanti Buchori mengingatkan kembali potensi kepunahan hewan penyerbuk tanaman yang menjadi ancaman stok pangan dunia di masa depan pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Damayanti kepada wartawan di Kota Bogor, Sabtu, mengatakan hewan penyerbuk tanaman seperti lebah, burung, kelelawar dan berbagai jenis serangga yang dapat memengaruhi ketersediaan pangan di masa depan mulai berkurang jumlahnya, salah satunya dapat dilihat justru dari peningkatan serangan hama ke tanaman.

Khusus di Indonesia, jutaan hama belalang kembara telah merusak tanaman di Sumba Timur dan sekarang bergerak ke Sumba Tengah serta Sumba Barat Daya.

"Di Indonesia, salah satu kejadian penting yang juga menandakan adanya kerusakan lingkungan adalah dengan merebaknya hama belalang kembara di Sumba Timur," ujar dia.

Salah satu dugaan adalah karena perubahan iklim dan perubahan ekosistem di kawasan tersebut.

Sementara di beberapa negara Eropa dan Amerika telah ditemukan fakta adanya penurunan populasi lebah yang kemudian dikenal dengan "Global Pollinator Decline". Padahal lebih dari 75 persen tanaman pangan membutuhkan hewan penyerbuk untuk menghasilkan buah, kata Damayanti menerangkan.

Faktor yang menjadi perhatian semua pihak, menurut dia, kekurangan tanaman pangan bisa menjadi pemicu krisis di dunia sehingga peperangan di dalam negara maupun antarnegara bisa saja terjadi karena kelaparan.

Apabila tidak ada tindakan nyata dari penduduk dunia untuk menjaga lingkungan hidup, 50 tahun ke depan dapat dipastikan akan terjadi kerusakan besar yang merugikan manusia.

Hewan penyerbuk mulai berkurang seiring habitatnya yang terganggu akibat bencana alam yang disebabkan ulah manusia, seperti banjir dan kekeringan akibat kurang bijaksana memanfaatkan air dan pembangunan yang kurang berpihak pada kelestarian lingkungan.

Saat ini yang lebih diperlukan adalah adanya kearifan manusia dalam menyikapi kondisi krisis di bumi. "Yang kita perlukan adalah 'political will', kemauan untuk menjalankan prinsip-prinsip keberlanjutan (sustainability)," katanya.

Pada 5 Juni 2022 sebagai Hari Lingkungan Hidup, Damayanti berharap seruan Hanya Satu Bumi dan manusia mempunyai tanggung jawab memelihara planet biru sebaik-baiknya untuk generasi ke depan.