Palembang (AntaraKL) - Sebagian warga Kota Palembang menggunakan plastik bekas foto radiologi rontgen untuk menyaksikan gerhana mata hari total pagi tadi karena kacamata khusus gerhana sudah amat sulit didapatkan terutama menjelang hari H gerhana.
Di Kecamatan Ilir Barat I dan II Kota Palembang, sebagian besar penduduk menggunakan bekas foto bekas radiologi itu guna menghindari kerusakan pada mata akibat ketajaman sinar matahari ketika mulai ditutupi bulan.
Abdul Azis, warga Kelurahan Bukit Lama, mengatakan menggunakan bahan foto radiologi setelah mendapat informasi yang disiarkan media massa cetak, elektronik, dan online.
"Saya kebetulan punya foto radiologi bekas, lalu memotong-motongnya dan membuat gagang dari kertas. Pada Selasa malam itu saya kerjakan dan dapat membuat empat buah untuk anak dan isteri, karena kami tak mau ketinggalan untuk menyaksikan fenemena alam yang langka terjadi puluhan tahun," kata Abdul Azis.
Ide kreatif itu dia sampaikan kepada para tetangga sehingga Rabu pagi tadi warga sekitar dia sibuk mencari bekas radiologi dan memotong-memotongnya untuk menyesuaikan ukuran pemakaian.
Syamsudin yang mendapat info dari Azis langsung mencari bekas radiologi itu di rumahnya, ia langsung memotong-motong dengan ukuran kecil dan membagikan sebagian kepada warga yang tidak memiliki kacamata khusus itu.
"Saya memotong bekas radiologi itu dan gagangnya menggunakan karet gelang. Dari pada tidak pakai kacamata khusus lebih baik menggunakan alat sederhana saja. Toh hanya beberapa menit," kata Syamsudin.
Sementara Jembatan Ampera dan kawasan Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang yang dipersiapkan pemerintah daerah setempat sebagai lokasi pemantauan bagi tim peneliti, wisatawan dan masyarakat umum sejak Rabu subuh sudah tumpah ruah, karena berbagai pertunjukan kesenian tradisional juga ditampilkan.
Jembatan Ampera Palembang yang ditutup sejak pukul 00.00 WIB membuat suasana meriah menunggu GMT, bahkan hotel-hotel membuat tempat khusus dan hidangan baik untuk wisatawan lokal maupun domestik di trotoar jembatan.
Namun saat terjadi GMT awan hitam kadang muncul menutup pemandangan fenomena alam itu sehingga pengunjung kecewa.
Pada saat GMT sekitar pukul 07.30 WIB cuaca Kota Palembang yang semula terang benderang berubah menjadi gelap gulita seperti tengah malam. Fenomena itu terjadi sekitar 3 menit.