Gamelon Leko menginspirasi Sanggar Selendro Agung tampil di Pesta Kesenian Bali ke-44

id pesta kesenian bali,tari legong kreasi,sanggar selendro agung,legong sulukat

Gamelon Leko menginspirasi Sanggar Selendro Agung tampil di Pesta Kesenian Bali ke-44

Tari Legong Kreasi Sulukat yang dibawakan tiga penari dari Sanggar Seni Selendro Agung di ajang Pesta Kesenian Bali ke-44 di Denpasar, Senin (4/7/2022). ANTARA/Ni Luh Rhismawati.

Kami lebih menekankan pada permainan rasa. Berbeda sekali dengan teknik gamelan gong kebyar dan semara pegulingan

Pementasan yang berlangsung sekitar satu jam itu memukau dan mengundang decak kagum para penonton yang memenuhi Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali.

Ada tiga tabuh yang dibawakan dengan apik, yakni Tabuh Temuku Aya, Tembang Tegal dan Gegirang. Khususnya, Tembang Tegal, terinspirasi dari gending sesandaran Barong Landung khas Desa Tegal sampai Desa Blahkiuh yang telah menjadi warisan budaya hingga saat ini.

Suasana pergelaran makin hidup ketika para penembang juga membawakan dialog mengenai pentingnya memuliakan air sesuai dengan tema Pesta Kesenian Bali ke-44, "Danu Kerthi Huluning Amreta, Memuliakan Air Sumber Kehidupan".

"Iya semua yang kami tampilkan memang mengacu kepada tema PKB. Temuku Aya misalnya, berfungsi sebagai saluran irigasi air primer yang berfungsi sebagai saluran utama untuk memecah arus air pada sistem subak," ucapnya.

Berpijak pada fenomena tersebut, pihaknya mentransformasikan ke dalam sebuah penataan komposisi karawitan gong suling inovatif dengan mengolah unsur musikal sebagai transformasi dari fenomena arus air.

Selain menampilkan tiga tabuh, di tengah-tengah pementasan disajikan tari Legong Kreasi Sulukat. Sulukat berasal dari kata "su" yang berarti baik dan "lukat" yang berarti penyucian. Umat Hindu sering menyebut dengan "melukat" yakni pembersihan diri dari unsur mala dengan menggunakan media air suci.

Pada garapan yang dibawakan oleh tiga penari perempuan itu menginterpretasikan karakter air segara yang bergelombang keras dan air gunung yang lebih tenang dengan gemericiknya.

"Dua air tersebut kemudian dilakukan upacara penyucian atau pemuliaan sehingga menjadi Tirta Segara Gunung yang dipercaya oleh umat Hindu mampu membersihkan segala mala yang ada pada jasmani dan rohani manusia," kata Muliadi.

Baca juga: Indahnya pura di atas air di Pura Ulun Danu