Alasan Menaikkan Harga BBM Klise dan Mengada-Ada

id Alasan Menaikkan Harga BBM Klise dan Mengada-Ada

Alasan Menaikkan Harga BBM Klise dan Mengada-Ada

Antrean di SPBU Surabaya/Foto ANTARA

Oleh: Dr. Sagir Alva

Kuala Lumpur, (Antara KL) - Akhirnya pemerintah merealisasikan wacana yang berkembang dalam beberapa bulan terakhir mengenai kenaikan BBM bersubsidi.

Pemerintah menaikkan harga minyak dunia sebanyak Rp2000 untuk solar dan premium, yaitu solar dari Rp5.500 menjadi Rp7.500 dan premium dari Rp6.500 menjadi Rp8.500 yang berlaku sejak 18 November 2014 jam 00.00 WIB.

Alasan yang dikemukan oleh pemerintah juga dinilai merupakan alasan klise dan mengada-ada, yaitu untuk menyehatkan APBN dan juga dana subsidi BBM akan dialihkan untuk program-program produktif seperti kesehatan, infrastruktur dan pendidikan.

Dalam penanganan BBM ini, pemerintah selalu memakai cara instan dan berfikir secara parsial. Seharusnya pemerintah berfikir secara menyeluruh, karena masalah BBM ini juga bagian dari pengelolaan energi secara keseluruhan.

"Jangan ketidakmampuan pemerintah membangunkan sektor energi baru lainnya, ketidakmampuan pemerintah memutus mata rantai mafia migas dibebankan kepada rakyat."

Jika kita memperhatikan pergerakan minyak dunia, maka dalam beberapa bulan terakhir justru harga minyak dunia bergerak kebawah menjadi 75 USD/ barel akibat menurunnya pertumbuhan ekonomi di US dan sekarang juga diikuti Jepang.

Hal ini juga yang mendasarkan Arab Saudi memotong harga minyaknya. Jika kita lihat, Amerika dan Jepang yang masyarakatnya mempunyai kemampuan daya beli melebihi masyarakat Indonesia saja tidak berani membeli minyak dengan harga yang tinggi, sehingga akhirnya sekarang terjadi kelebihan stok minyak di pasaran dunia.

"Jadi langkah yang diambil pemerintah terasa aneh dan patut disesalkan yaitu menaikkan harga minyak di tengah jatuhnya harga minyak dunia."

Jika kita mengacu pada harga pasar, seharusnya pemerintah menurunkan harga BBM nya, bukan malah menaikkan.

Pemerintah harus transparan mengenai berapa sebenarnya harga produksi BBM, karena masalah BBM ini menyangkut hajat hidup orang banyak.

Jika kita mengacu UUD 45, jelas tujuan negara ini hadir adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Dengan kenaikan harga BBM ini, jelas kebijakan pemerintah telah bertolak belakang.

Kenaikan BBM ini jelas akan memicu kenaikan harga beberapa komoditi yang diperlukan masyarakat dalam menopang kehidupannya sehari-hari dan menurunkan daya beli masyarakat. (Sagir/AB)

* Dr Sagir Alva, Ketua BP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) untuk Malaysia

Pewarta :
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2025


Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.