Strategi Peningkatan Prestasi Peserta Ujian Nasional SIKL

id Strategi Peningkatan Prestasi Peserta Ujian Nasional SIKL

Strategi Peningkatan Prestasi Peserta Ujian Nasional SIKL

Oleh: Banjir Sihite*

Kuala Lumpur, (AntaraKL) - Pemerintah telah memperbaharui formula penentuan kelulusan siswa sekolah dengan memperhitungkan hasil ujian nasional dan ujian sekolah dengan bobot masing-masing 60 persen dan 40 persen. Dengan formula tersebut, Pemerintah menggunakan batas nilai bawah kelulusan yaitu 5,5.

Penetapan kriteria tersebut didasarkan pada UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan operasionalnya dituangkan dalam Permendiknas No.20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Dalam formulasi baru Ujian Nasional ini, selain Pemerintah menentukan kriteria kelulusan dari nilai gabungan UN dan Nilai Sekolah, juga menetapkan kriteria lulus Ujian Sekolah diberikan sepenuhnya kepada satuan pendidikan. Karena itu ujian sekolah akan dilaksanakan oleh satuan pendidikan itu sendiri sebelum Ujian Nasional.

Yang lebih penting dan strategis yang perlu dipikirkan oleh sekolah, pemerintah daerah dalam hal ini dinas pendidikan Kabupaten, Kota, dan Pusat adalah langkah tindak lanjut UN setelah Ujian Nasional nanti. Mengingat arah UN sekarang adalah peningkatan mutu pendidikan seperti dituangkan dalam Permendiknas No. 45 dan 46 Tahun 2010.

Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) menyikapi peraturan baru itu dengan pikiran positif bahwa UN memberikan manfaat bagi anak didik. SIKL memiliki peserta didik yang berasal dari latar belakang keluarga beragam, mulai dari keluarga diplomat, ekspatriat hingga pekerja non-formal. Dengan latar belakang keluarga yang beragam, para siswa SIKL memiliki kecerdasan spritual, emosional, sosial, intelektual dan psikomotorik yang berbeda-beda. Dengan hal tersebut, maka SIKL perlu melakukan beberapa strategi pembelajaran yang strategis sehingga lulusan SD, SMP, dan SMA mencapai keberhasilan yang sangat baik.

Strategi yang pertama yang dilakukan adalah workshop guru-guru mata pelajaran yang masuk dalam Ujian Nasional, yaitu bedah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) agar guru dapat mengidentifikasi kompetensi-kompetensi yang akan diujikan dalan ujian nasional.

Kemudian guru mata pelajaran menyusun kisi-kisi prediksi soal UN. Tahap berikutnya guru melakukan telaah soal serta mengujicobakannya kepada siswa yang disebut try-out. Try-out dilaksanakan secara periodik yang disebut try-out reguler, kemudian hasilnya akan dievaluasi untuk perbaikan pembelajaran sehingga para siswa dapat mencapai hasil yang maksimal.

Selanjutnya, hasilnya dianalisis untuk mengetahui sejauh mana prosentase ketercapaian, baik ketercapaian KD yang diajarkan guru maupun ketuntasan siswa secara individual dalam memahami soal UN. Dengan kata lain, guru dapat mengevaluasi seluruh rangkaian pembelajaran untuk perbaikan dalam pembelajaran berikutnya.

Strategi yang kedua adalah pendalaman materi. Karena SIKL berada di luar negeri, maka para siswa tidak dapat mengakses pelajaran tambahan yang dilaksanakan lembaga-lembaga bimbingan belajar seperti di kota-kota di Indonesia. Dengan kondisi demikian maka SIKL memprogramkan kegiatan pendalaman materi dengan menambahkan jam belajar setiap hari. Kegiatan ini dibimbing oleh guru mata pelajaran, yang akan mendesain materi dan tes pembelajaran dengan baik sehingga para siswa terbiasa mengerjakan soal-soal yang sesuai dengan SKL.

Selanjutnya SIKL menyediakan sarana pembelajaran seperti pengadaan buku-buku pelajaran atau buku-buku bank soal dan lembar kerja siswa secara gratis. SIKL menyediakan buku-buku tersebut di perpustakaan sehingga siswa dapat meminjamnya.

Buku-buku mata pelajaran serta bank soal UN dapat mereka pelajari dengan mandiri maupun dengan bimbingan guru. Strategi ini sangat bermanfaat karena siswa dapat mengakses informasi dengan mudah melalui buku cetak. Selain itu para guru juga memiliki buku-buku referensi sehingga dapat mendesain pembelajaran secara efisien dan efektif.

Camp Motivasi

Faktor emosional para siswa perlu diperhatikan karena siswa yang memiliki keberanian, percaya diri, jujur, bertanggung jawab, kerja keras, ada motivasi untuk bekerja semaksimal mungkin dan memandang bahwa UN bukan suatu kekhawatiran, kegalauan, atau hal yang menakutkan tetapi suatu tantangan dalam proses pembelajaran yang harus dilewati dengan baik dan elegan.

SIKL membuat satu kegiatan yang disebut Camp Motivasi. Kegiatan ini dilaksanakan outdoor dengan mengundang para motivator untuk memotivasi anak-anak kelas ujian secara spiritual, emosional, intelektual, dan psikomotorik.

Secara spritual, para siswa diberikan pendekatan dengan cara berdo’a, melaksanakan ibadah sholat sunnah seperti sholat tahajud dan menanamkan dalam jiwa mereka bahwa mereka adalah mahluk ciptaan Tuhan yang sempurna. Sementara para siswa non-muslim juga diarahkan oleh guru agama selaku pembimbing ibadah mereka.

Camp motivasi juga menjadi ajang kegiatan psikomotorik seperti flying fox, jungle treckking, kayak dan lain-lain sehingga siswa dapat meningkatkan kecerdasan psikomotorik. Kegiatan semacam ini dapat memotivasi siswa kelas ujian untuk semakin yakin bahwa mereka mampu melewati rintangan yang akan dihadapi. Dalam kegiatan camp motivasi para siswa juga membuat janji bahwa mereka akan lebih giat belajar, haram untuk mencontek, dan harus ikhlas, ikhtiar dan ibadah sehingga mereka betul-betul siap menghadapi UN.

Akhirnya, para siswa yang telah mengikuti camp motivasi akan dipantau seluruh kegiatan mereka di sekolah seperti kehadiran di sekolah tepat waktu, motivasi belajar, hasil try out dan seluruh rangkaian pembelajaran sebelum mereka mengikuti UN. Dari rangkaian program kerja SIKL tahun pelajaran 2012/2013 dan 2013/2014 terlihat jelas hasil yang sangat memuaskan sebagai berikut.
1. Peserta UN SD, SMP, SMA tahun pelajaran 2012/2013 lulus 100 persen dengan peningkatan nilai UN sekitar 20 %.
2. Lulusan SMA dapat diterima di PTN di Indonesia melalui jalur undangan dan PTN di Malaysia.
3. Peserta USBN SD, UN SMP, dan SMA tahun pelajaran 2013/2014 lulus 100 persen dengan keberhasilan gemilang antara lain lima peserta UN SMP mendapat nilai 10 pada mata pelajaran matematika dan 1 orang nilai 10 pada mata pelajaran bahasa Indonesia, sementara 70 persen lulusan SMA diterima di PTN di Indonesia dan Malaysia melalui jalur undangan/tanpa tes dan melalui tes tertulis. (AB)

* Drs. Banjir Sihite, MPd, Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL)