Sebagai sebuah tontonan yang digandrungi masyarakat, dalang tak hanya bertugas memimpin jalan cerita melainkan juga berperan sebagai juru penerang yang acapkali menyelipkan ajaran-ajaran Islam.
Dalang juga bisa secara langsung memberikan penyuluhan kepada masyarakat, seperti kampanye pengurangan sampah plastik, propaganda keluarga berencana, penyuluhan program pembangunan, maupun kampanye politik.
Guyonan segar yang dilontarkan dalang dalam membawakan alur cerita pewayangan menjadi hiburan yang membius penonton untuk selalu tertawa, senang, dan bahagia. Bahkan, penonton bisa teriak histeris saat tokoh utama gugur saat perang.
Di dalam semiotika wayang Sasak, layar putih kosong yang dikelilingi warna hitam merepresentasikan bahwa awal mula alam semesta diciptakan kosong tanpa penghuni. Adapun lampu wayang atau belencong yang dinyalakan menandakan cahaya Tuhan yang memberi kehidupan bagi alam semesta.
Ragam kejadian yang ditampilkan dalam cerita wayang Sasak berkelebat sangat cepat. Penonton dibuat kembali ke masa lalu, kemudian seketika terhempas kembali ke masa kini.
Berteman zaman
Malam kian laut. Bulan perlahan naik ke titik zenit dan langit berubah menjadi sedikit terang. Bintang-bintang bertaburan dengan hawa dingin yang terbawa hembusan angin.
Lapangan terbuka yang menjadi lokasi maestro dalang Lalu Nasib AR menampilkan pertunjukan wayang Sasak - di seberang Museum Negeri Nusa Tenggara Barat - mulai terasa senyap, bahkan kafe yang ada di sebelah tidak lagi terdengar berisik.
Jalan raya yang ramai dilalui kendaraan, satu demi satu kian sedikit. Sedangkan, di tengah lapangan orang-orang yang awalnya ramai menyaksikan pagelaran wayang hanya tersisa beberapa saja.
Padahal jam baru menunjukkan pukul 23.00 WITA, namun sudah tidak ada lagi anak-anak yang berlarian di depan panggung dan tidak ada pula keluarga-keluarga yang bertahan menikmati seni pertunjukan tersebut.
Ketua Majelis Adat Sasak, Lalu Sajim Sastrawan, mengatakan wayang Sasak harus berteman dengan zaman untuk bisa bertahan di tengah arus modernisasi yang kini terjadi.
Pertunjukan wayang yang biasanya dimulai malam hari dan berlangsung hingga dini hari harus bisa ditampilkan pada siang melalui ruang-ruang teater tertutup. Itu cara agar bisa masuk ke lapisan generasi muda.
Wayang Sasak yang berkembang sejak abad ke-16 bersamaan dengan penyebaran agama Islam di Pulau Lombok masih bertahan sampai kini, namun berhenti pada Generasi Baby Boomers yang lahir rentang tahun 1946-1964, Generasi X yang lahir tahun 1965-1979, dan Generasi Y atau Milenial yang lahir antara tahun 1980-1994.
Orang-orang yang lahir rentang tahun itulah yang kini menjadi penonton setia pertunjukan wayang Sasak. Bila jam pertunjukan diubah ke siang, maka Generasi Z yang lahir tahun 1995-2009 dan Generasi Alpha yang lahir tahun 2010-2024 bisa menjadi penonton wayang Sasak.
Pemerintah perlu menggerakkan para murid dan mahasiswa dari Generasi Z dan Generasi Alpha untuk menonton wayang Sasak agar mereka memetik pelajaran sejarah-budaya, moral, dan filosofi hidup dari setiap alur cerita yang dibawakan dalang. Taman Budaya memiliki ruang teater tertutup yang bisa dipakai untuk menggelar berbagai pertunjukan wayang Sasak.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Barat menyebut ada 53 dalang wayang Sasak yang tersebar di Pulau Lombok, sebanyak lima di antaranya adalah dalang cilik. Para dalang cilik inilah yang menjadi tumpuan utama regenerasi dalang-dalang sepuh yang kini masih mementaskan wayang Sasak.
Alur cerita wayang Sasak perlu dikemas agar sesuai dengan kondisi terkini, tidak melulu tentang cerita-cerita kerajaan. Topik yang erat kaitannya dengan generasi muda, seperti perubahan iklim, pemanasan global, krisis energi, krisis pangan, ataupun konflik geopolitik bisa disisipkan dalam alur cerita pewayangan.
Wayang Sasak adalah media diplomasi dan komunikasi lintas budaya yang harus berteman dengan zaman. Seni pertunjukan wayang Sasak merupakan guru dalam berbudaya yang harus terus lestari.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wayang Sasak, media komunikasi lintas budaya yang harus berteman zaman