Kuala Lumpur, (AntaraKL) - Peringatan "Malam Cinta Rasul" yang diselenggarakan Komunitas Aceh Malaysia di Jalan Lorong Raja Bot, Pasar Chow Kit, Kuala Lumpur, Sabtu malam, dihadiri Menteri Keuangan 2 Malaysia, Johari Bin Abdul Gani.
Majelis Maulidrasul Komunitas Aceh / Melayu yang dipimpin Ketua Komunitas Aceh di Malaysia, Datuk Mansyur Usman tersebut turut mengundang dosen Universitas Darma Wangsa Medan, Prof Dr H Hasballah Thayeb MA sebagai penceramah.
Acara yang dihadiri ribuan warga Aceh tersebut diselenggarakan di dekat Kedai PT Harapan Bunda Sdn Bhd, Pasar Chow Kit, Kuala Lumpur, yang merupakan salah satu kedai milik Datuk Manyur Usman.
Turut hadir pada acara tersebut 80 orang Masyarakat Aceh Sumatera Utara di Medan, Ketua Polisi Daerah Dang Wangi, Asisten Komisioner Shaharuddin Bin Abdullah, Pengurus Masjid Jamik Kampung Baru, Pertubuhan Aswaja, perwakilan komunitas Indonesia, perwakilan pimpinan partai Indonesia di Malaysia dan Biro Wanita Community An-Nur Aceh Malaysia.
Nampak hadir pula Direktur PT London Sumatra Plantations Tbk dan Ketua Dewan Pembina Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joefly J. Bachroeny dan dimeriahkan Grup Sholawat Al Yamani Kampung Baru.
Prof Dr Hasballah Thayeb yang juga dosen di Universitas Al Wasliyah Medan dalam ceramahnya mengatakan kita telah sepakat kalau satu-satunya manusia yang paling sering disebut dimuka bumi adalah Nabi Muhammad SAW belum termasuk bacaan sholawat kepadanya.
"Kenapa Muhammad yang sudah lama meninggal tetapi masih disebut-sebut namanya karena beliau meninggalkan karya monumental. Manusia yang meninggalkan karya akan diingat-ingat saat dia sudah meninggal," katanya.
Dia mengatakan Muhammad adalah seorang yang amanah karena dalam penggembalanya telah diamanahi kambing tetapi tidak pernah hilang.
"Muhammad menjadi nabi selama 22 tahun, namun masih sedikitnya yang menulis bisnis nabi selama 37 tahun. Beliau bukan hanya pebisnis profesional tetapi pebisnis amanah," katanya.
Dia mengatakan banyak orang Aceh hijrah ke Medan dan Malaysia seperti halnya kaum Muhajirin dan Ansor.
"Di Medan banyak masyarakat Aceh mendirikan masjid. Di Malaysia mendirikan kedai-kedai. Masyarakat Aceh seperti Muhajirin dan masyarakat Malaysia sebagai masyarakat ansor," katanya.
Pada kesempatan tersebut Ketua Komunitas Aceh di Malaysia, Datuk Mansyur Usman mengucapkan terima kasih kepada Menteri Keuangan Malaysia karena banyak warga Aceh yang sudah bertahun-tahun tinggal di Malaysia telah diakui sebagai warga Malaysia.
"Masyarakat berhutang budi kepada pemerintah Malaysia karena turut membantu bencana tsunami. Kami juga berharap agar perdagangan Indonesia dan Malaysia bisa terus ditingkatkan," katanya.