TKI di Malaysia berhasil kuliahkan dua anak di PTN

id TKI di Malaysia, TKI Sukses,TKI Muhammadiyah

TKI di Malaysia berhasil kuliahkan dua anak di PTN

Bambang Setiawan dan keluarga (Foto ANTARA / dok) (1)

"Pada awalnya ingin balik terus ke Indonesia, tetapi mengingat biaya anak makin besar terpaksa ditunda. Level saya kuli bukan pemborong sehingga cukup tiap bulan untuk membiayai anak-anak. Tidak aneh-aneh," tuturnya.
Kuala Lumpur, (AntaraKL) - Seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia asal Desa Tulung Wanar, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur, Bambang Setiawan (50), berhasil menguliahkan dua anaknya di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ternama di Indonesia.

"Anak saya dua yang pertama laki-laki namanya Dimas Wan Setiawan sekarang kuliah di Universitas Airlangga Surabaya ambil sejarah dan sekarang lagi skripsi. Yang kedua perempuan namanya Masiha Pratiwi Setiawan di Kedokteran Hewan UGM semester tiga," kata Bambang di Kuala Lumpur, Senin.

Dia mengatakan kedua anakya praktis belajar di pesantren karena dirinya dan istri sudah merantau ke Malaysia menjadi TKI semenjak 1990.

Bambang mengatakan kedua anaknya belajar di Pesantren Al Ishlah Sendang Agung Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan dari SMP sampai Madrasah Aliyah (MA) sehingga masing-masing belajar selama enam tahun di pesantren yang dikelola KH Dawam Sholeh tersebut.

"Saya sendiri masuk ke Malaysia sekitar Juli 1990 sebagai spesialis tukang besi di Teknikhas SDN Bhd, Bukit Jalil. Sekarang tinggal di Kampung Baru Chow Kit Kuala Lumpur bersama istri," ujar lulusan MAN Lamongan 1988 tersebut.

Bambang mengaku pada awalnya sudah ingin pulang menetap di Indonesia, namun karena biaya kuliah yang besar keinginan tersebut ditunda.

"Pada awalnya ingin balik terus ke Indonesia, tetapi mengingat biaya anak makin besar terpaksa ditunda. Level saya kuli bukan pemborong sehingga cukup tiap bulan untuk membiayai anak-anak. Tidak aneh-aneh," tuturnya.

Tentang perkuliahan anaknya, dia menceritakan pernah menolong wisatawan kaya asal Indonesia yang kehilangan dokumen dan barang-barangnya di Kuala Lumpur dan berjanji akan mengembalikannya saat pulang ke Tanah Air.

"Saat itu saya antar lapor ke Kantor Kepolisian Dangwangi hingga mengantar ke KBRI Kuala Lumpur dan membelikan tiket pulang. Saat pulang ke Indonesia saya cari alamatnya dan mutar-mutar di Surabaya tidak ketemu. Saat saya telepon katanya ada di Malang," ucapnya.

Pada saat itu dirinya berfikir dia harus ikhlas sesuai niat awal menolong orang tersebut dan berdoa kepada Allah SWT kalaupun tidak bertemu orang tersebut agar anaknya yang sedang sekolah mendapat pertolongan Allah SWT.

"Waktu anak saya sedang mengikuti ujian akhir di MA Al-ikhlas dengan semangat dia bilang kalau lulus nanti mau mendaftar di Fakultas Kedokteran Hewan UGM Yogya, saya kaget karena yang saya dengar di kedokteran itu mahal biayanya," tuturnya.

Setelah dia menangis akhirnya dirinya luluh dan mempersilahkan anaknya mendaftar di UGM sesuai jurusan pilihannya.

"Kebetulan di tempat dia mondok ada program pendaftaran beasiswa santri teladan dan anak saya ikut tes. Alhamdulillah dari 50 peserta anak saya lolos diterima pada jurusan pilihannya di UGM," ujar pria yang aktif di Pengurus Ranting Istimewa Muhammadiyah Kampung Baru tersebut.