Kuala Lumpur (ANTARA) - Departemen Statistik Malaysia (DOSM) menyatakan China dan Singapura menjadi negara importir terbesar bagi Malaysia pada November 2025, dengan pangsa gabungan sebesar 36,2 persen dari total impor negara tersebut.
DOSM dalam buletin publikasi yang dirilis, di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat, menyatakan impor dari China mewakili 27,0 persen dari impor Malaysia, meningkat sebesar 33,3 persen dibanding tahun sebelumnya, menjadi RM34,7 miliar atau setara Rp142,3 miliar.
Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan impor produk listrik dan elektronik, yang naik sebesar 52,9 persen atau RM6,2 miliar, diikuti oleh mesin, peralatan dan suku cadang, peralatan transportasi, produk manufaktur logam, produk petroleum, produk manufaktur lainnya, produk besi dan baja, serta produk plastik.
Sementara impor dari Singapura berjumlah RM12,0 miliar (Rp49,2 miliar), dan menyumbang 9,3 persen dari impor Malaysia.
Impor Malaysia dari Singapura meliputi produk listrik dan elektronik, tekstil, pakaian, alas kaki, produk manufaktur logam, produk petroleum, bahan dan produk kimia, mesin, peralatan dan suku cadang, serta produk manufaktur lainnya.
Pemerintah Malaysia menyatakan impor Malaysia secara tahunan atau year on year mencatat pertumbuhan positif, didorong oleh peningkatan barang modal (naik 56,8 persen) dan barang antara ( naik 5,0 persen). Sebaliknya, barang konsumsi mengalami penurunan sebesar 1,7 persen.
Sementara untuk data ekspor, otoritas pusat statistik Malaysia menyatakan ekspor Malaysia mencatat pertumbuhan positif, meningkat sebesar 7,0 persen dari RM126,1 miliar pada November 2024 menjadi RM135,0 miliar.
Pertumbuhan ini sejalan dengan peningkatan signifikan pada ekspor ulang (re-ekspor), yang mencakup 22,0 persen dari total ekspor dan melonjak sebesar 40,3 persen menjadi RM29,8 miliar.
Sementara itu, ekspor domestik tumbuh secara marjin sebesar 0,3 persen menjadi RM105,2 miliar, mewakili 78,0 persen dari total ekspor.
DOSM menyatakan Amerika Serikat dan Singapura merupakan negara tujuan ekspor utama Malaysia pada November 2025, dengan pangsa gabungan sebesar 28,8 persen dari total nilai ekspor Malaysia.
Ekspor Malaysia ke dua negara itu mencakup ekspor minyak sawit, minyak mentah, produk besi dan baja, hingga produk manufaktur lainnya.
Adapun berdasarkan data yang dipublikasi DOSM, Indonesia tetap masuk 10 besar negara importir dan tujuan ekspor Malaysia.
Impor Malaysia dari negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) utamanya produk manufaktur, metal, produk petroleum, produk kimia, hingga tekstil, pakaian dan alas kaki.
Sedangkan ekspor Malaysia ke ASEAN antara lain produk elektronik dan listrik.
Singapura menjadi tujuan utama ekspor Malaysia untuk ASEAN dengan pangsa 51,9 persen, sedangkan ekspor Malaysia ke Indonesia 12,4 persen di antara negara-negara Asia Tenggara.
China dan Singapura jadi negara importir utama Malaysia
Tangkapan layar data impor Malaysia November 2025 (year on year). (ANTARA/HO-DOSM)
