Jakarta (AntaraKL) - Lebih dua tahun sejak September 2013 Gunung Sinabung menyemburkan lava pijar dan debu vulkanis, masyarakat sekitar tidak lagi meratapi derita yang mendera.
Namun, mereka mulai beradaptasi dan mencari peluang di balik bencana letusan gunung api tersebut.
Geliat bisnis pariwisata di kota Berastagi, sekitar 15 km sebelah timur Gunung Sinabung, sempat terganggu. Hunian hotel anjlok lebih 60 persen di awal letusan. Kendati demikian, masyarakat pelaku pariwisata di kota wisata, Dataran Tinggi Karo, itu tidak mau pasrah.
Di bawah komando Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Karo yang diketuai Dickson Pelawi, mereka menciptakan corak baru pariwisata Tanah Karo mengandalkan "pesona" gunung berapi dengan paket program berthema "Volcano Park" (Taman Gunung Api).
Kota Berastagi diapit empat gunung berapi, yakni Gunung Sinabung di sebelah barat, Gunung Sibayak di sebelah utara, gunung Sibarus di sebelah timur, dan Gunung Toba di sebelah tenggara.
"Hanya di sini seseorang bisa menikmati pesona gunung berapi, mulai dari gunung yang sedang meletus, gunung api aktif tetapi belum meletus, gunung tidak api dan tidak aktif, hingga gunung api yang sudah ribuan tahun meletus," kata Pelawi di sela penutupan Festival Danau Toba di Berastagi, akhir November lalu.
Paket tersebut, kata dia, telah dipromosikan ke mancanegara sejak beberapa bulan lalu.
Pelawi lebih jauh menjelaskan bahwa lelehan lava pijar Gunung Sinabung sangat indah dinikmati pada malam hari.
"Tentunya dari jarak yang kita pastikan aman, serta jalur evakuasi yang aman pula," katanya.
Ia mengatakan bahwa pihaknya telah melibatkan seorang ahli, yakni Ir. Jonathan Tarigan untuk membantu perencanaan sistem dan keamanan pelaksanaan Volcano Park meliputi keempat gunung itu.
Menurut Pelawi, "moment" erupsi lelehan lava pijar Gunung Sinabung dari sisi timur di Tiga Kicat, mendapat apresiasi dari wisatawan mancanegara yang telah menikmati layanan tersebut.
"Umumnya wisatawan asing mengungkapkan rasa terpesona menikmati proses lelehan lava pijar itu," katanya.
Sejak paket Volcano Park dibuka, kata Pelawi, lebih dari 100 orang setiap dua bulan yang menikmati layanan itu.
Tujuan selanjutnya dalam paket tersebut, yaitu menjelajahi Gunung Sibayak di sebelah utara Berastagi, keesokan hari setelah menikmati lelehan lava gunung api Sinabung. Di gunung api yang masih aktif tetapi belum meletus ini, wisatawan yang umumnya para petualang bisa menikmati pesona gunung dengan hutan yang relatif sangat lebat di kawasan tropika (tropical rain forest).
"Keaslian alam, keheningan dan sejuknya hawa hutan pegunungan menjadi pesona dari gunung itu," kata Pelawi.
Menurut dia, para pemandu wisata telah dilatih untuk bisa menjelaskan kondisi objek yang dikunjungi, termasuk soal hutan alam, seluk-beluk gunung berapi, kondisi pertanian, dan masyarakat di sekitar yang dilintasi para wisatawan selama mengikuti paket Volcano Park.
Pesona Gunung Sibayak bisa dinikmati setengah hari, kemudian bisa ke tujuan selanjutnya Gunung Sibarus di sebelah timur Berastagi. Keadaan di gunung ini hampir sama dengan Gunung Sibayak, hutan lebat yang menyelimuti gunung.
Di gunung itu tidak perlu berlama-lama, tetapi sepanjang perjalanan kembali ke Berastagi bisa menikmati keindahan lahan pertanian masyarakat, seperti tanaman hortikultura dan perkebunan.
Keesokan hari bisa melanjutkan perjalanan ke Tongging, kawasan wisata di tepian Danau Toba yang masuk wilayah administratif Kabupaten Karo.
"Di Tongging adalah salah satu view terbaik menikmati Danau Toba," katanya.
Danau Toba yang di tengahnya berada Pulau Samosir adalah hasil erupsi Gunung Toba ribuan tahun yang lalu. Relatif banyak situs dan sisa letusan yang menggambarkan betapa dahsyatnya erupsi Gunung Toba, salah satu air terjun Sipiso-piso di Tongging.
"Kepada para wisatawan bisa diceritakan bagaimana sejarah proses erupsi Gunung Toba dan terbentuknya Pualu Samosir dan Danau Toba, serta objek wisata lain di sekitar Danau Toba," katanya.
Menurut Pelawi, sumber air ke air terjun Sipiso-piso berasal dari Dataran Tinggi Karo, kemudian mengalir ke Danau Toba.
"Itulah paket Volcano Park. Bisa dinikmati dalam dua hari," katanya.
Hal lain yang dikembangkan melalui paket wisata tersebut adalah pemberdayaan masyarakat, terutama korban erupsi Gunung Sinabung.
"Selama perjalanan, bisa juga dikunjujungi lokasi-lokasi pengungsian untuk melihat dari dekat aktivitas kehidupan mereka saat ini. Akan tetapi, lebih dari itu, kami berupaya agar para pengungsi bisa dilatih untuk memproduksi barang-barang kerajinan yang bisa dijual untuk pasar pariwisata," katanya.
Dengan demikian, kata dia, para pengungsi bisa mendapatkan sumber penghasilan di luar areal pertanian miliknya yang tidak lagi produktif karena terkena lahar dan lumpur hasil erupsi Sinabung.
"Itulah upaya kami untuk menggerakkan kembali pariwisata Tanah Karo sekaligus memberdayakan para pengungsi akibat letusan Gunung Sinabung," demikian Dickson Pelawi.