Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 20 delegasi negara anggota G20, kelompok partisipan, serta organisasi internasional memulai pertemuan putaran kedua Anti-Corruption Working Group (ACWG) G20 yang akan dilaksanakan pada 5-8 Juli 2022 di Bali.
“ACWG G20 menjadi kesempatan baik bagi Indonesia untuk berkontribusi menghasilkan dokumen keluaran dalam upaya perbaikan pemberantasan korupsi di dunia internasional, sehingga capaian ini menjadi sejarah positif bagi Presidensi Indonesia pada G20,” kata Mochammad Hadiyana selaku Chair yang memimpin pertemuan ACWG melalui keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut, ia menjelaskan sejumlah keluaran yang pihaknya harapkan dalam ACWG G20 pada pembahasan setiap isunya. Pertama, terkait isu ‘Peningkatan Peran Audit dalam Pemberantasan Korupsi’ akan menjadi High Level Principle (HLP) dan isu ‘Mitigasi Korupsi pada Sektor Energi Terbarukan’ menjadi background paper yang akan dibahas lebih lanjut pada presidensi berikutnya.
“Serta dua isu lainnya yaitu ‘Partisipasi Publik dan Pendidikan Antikorupsi, serta isu ‘Kerangka Regulasi dan Supervisi Peran Profesi Hukum pada Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dari Tindak Pidana Korupsi’ akan menjadi rangkuman best practice atau compendium,” kata Hadiyana.
Baca juga: Operator jalan tol Malaysia bersiap hadapi lonjakan kendaraan saat Idul Adha
Dalam kesempatan yang sama, Rolliansyah Soemirat yang juga menjadi Chair untuk memimpin pertemuan ACWG ini mengungkapkan bahwa selain diikuti para delegasi negara anggota, juga oleh berbagai pihak lain yang fokus pada isu antikorupsi.
“Untuk pengayaan pembahasan isu antikorupsi ACWG G20 juga mengundang engagement group B20, C20, L20, T20, dan P20 serta organisasi internasional seperti UNODC, OECD, IMF, The World Bank, FATF, Interpol, The Egmont Group, IsDB, IDLO, dan IACA,” ujar Rolliansyah.