Jakarta (ANTARA) - Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengatakan kunjungan pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus membuktikan bahwa Indonesia merawat kebhinnekaan dengan baik.
"Tentu kita berterima kasih, Paus mau mengunjungi negeri kami yang tercinta ini dan itu juga sekaligus membuktikan bahwa negara kita ini adalah negara yang betul-betul Bhinneka Tunggal Ika. Memang kita berbeda, tetapi tetap prinsip yang sama sebagai sesama NKRI," ujar Nasaruddin Umar di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.
Menurut Nasaruddin Umar, masyarakat Indonesia memang pada dasarnya memiliki karakter, yakni menghargai dan mencintai tamu yang berkunjung.
"Apalagi dalam Islam itu kita kenal, ajarannya itu doktrinnya sangat menghargai tamu. 'Hargailah tamunya sekalipun non- Muslim'," kata dia.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW juga memiliki kebiasaan berdialog dengan tokoh lintas agama lainnya.
Hal tersebut juga berhubungan dengan rencana kunjungan Paus Fransiskus ke Terowongan Silaturahmi Istiqlal-Katedral Jakarta pada Kamis (5/9).
"Nah, ini juga kan Nabi (Muhammad SAW) salah satu kebiasaannya itu adalah melakukan dialog dengan lintas agama. Apa yang kita lakukan besok di Istiqlal itu sebetulnya tidak lain adalah melanjutkan tradisi yang pernah dirintis oleh Rasulullah SAW. Jadi, Insya Allah tidak ada masalah dan kita akan menganggap bahwa ini adalah peristiwa yang sangat bersejarah," ucap Nasaruddin Umar.
Dalam kesempatan sebelumnya, Nasaruddin Umar menyebutkan bahwa Paus Fransiskus sangat tertarik untuk mengunjungi serta meninjau langsung terowongan sepanjang 38,3 meter dengan tinggi 3 meter dan lebar 4,1 meter yang menghubungkan Gereja Katedral dengan Masjid Istiqlal Jakarta.
"Beliau sangat terkesan dan ingin pergi mengunjungi masuk ke dalamnya," kata Nasaruddin Umar.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia merupakan ketiga kalinya setelah Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989.
Paus Fransiskus selaku pemimpin umat Katolik dunia melakukan perjalanan apostolik ke Asia Pasifik pada bulan September 2024. Ada empat negara yang bakal dikunjungi meliputi Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.
Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi pada tanggal 3 hingga 6 September 2024.Perjalanan ke kawasan Asia Pasifik selama 11 hari atau tepatnya pada tanggal 3-13 September 2024 akan menjadi lawatan terlama Bapa Suci berusia 87 tahun itu sejak 11 tahun memimpin umat Katolik.
Terpilihnya Indonesia sebagai negara pertama yang yang dikunjungi Paus Fansiskus lantaran di negeri dengan berpenduduk 279 juta jiwa dan mayoritas beragama Islam ini, populasi pemeluk Kristen sekitar 20,5 juta orang dengan 8,5 juta di antaranya adalah umat Katolik.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Imam Besar Istiqlal: Kunjungan Paus bukti Indonesia rawat kebhinnekaan