Aceh terancam narkoba di segala lini

id Aceh terancam narkoba di segala lini

Aceh terancam narkoba di segala lini

Ilustrasi. Anggota polisi menggotong karung berisi ganja bagian dari 1,7 ton ganja kering yang disita dari bandar narkoba di Serang, Banten, Rabu (2/12/15). Penyitaan barang haram senilai Rp6,5 miliar itu berasal dari pengembangan kasus bandar besar

Banda Aceh (AntaraKL) - Kepala Badan Nasional Narkotika Provinsi (BNNP) Aceh Armensyah Thay mengatakan, ancaman narkoba di provinsi itu sudah mencapai di segala lini.

"Bahaya narkoba ini sudah mengancam segala lini. Jika tidak dibentengi, maka satu per satu hancur akibat narkoba," ungkap Armensyah Thay di Banda Aceh, Rabu.

Perwira Polri dengan pangkat komisaris besar tersebut mengatakan, tidak hanya Aceh, tetapi ancaman tersebut sudah merambah di seluruh wilayah Indonesia.

Bahkan, lanjut dia, Presiden RI Joko Widodo sudah menyatakan Indonesia darurat narkoba. Karena itu, semua pihak harus terlibat aktif mencegah ancaman bahaya narkoba tersebut.

Jika narkoba terus menggerogoti anak bangsa negara, maka suatu saat Indonesia hancur karena narkoba. Narkoba tidak hanya merasuki orang biasa, tetapi sudah di segala lini.

"Kini, narkoba tidak hanya digunakan orang biasa, tetapi akademisi, pejabat pemerintahan, bupati, nelayan, pelajar, bahkan oknum anggota TNI maupun Polri juga ada yang menggunakannya," kata dia.

Oleh karena itu, lanjut Armensyah Thay, mencegah narkoba harus dimulai dari pribadi masing-masing. Setelah itu, bentengi keluarga, dan lingkungan sekitar dari bahaya narkoba.

Armensyah Thay mengingatkan jangan bermain-main dengan bahaya narkoba. Jika seseorang terlibat narkoba, maka keluarga ikut hancur. Sebab, narkoba ini sumber kejahatan dan penyakit berbahaya.

"Kalau sudah terjebak narkoba, maka mereka tidak bisa lepas dari kejahatan. Mereka juga melakukan pesta seks yang berujung terjangkit penyakit mematikan, HIV," kata dia.

Armensyah menyebutkan beberapa waktu lalu ada orang tua mendatangi BNNP Aceh. Orang tua itu menceritakan anak perempuannya terjangkit HIV. Padahal, anak perempuan itu hanyalah seorang istri yang aktivitasnya di rumah saja.

"Setelah ditelusuri, penyakit itu berasal dari suaminya yang suka pakai narkoba dan pesta seks. Yang disesali, istrinya hanya di rumah turut menerima dampaknya," kata Armensyah Thay.

Selain itu, Armensyah mengatakan rehabilitasi pencandu narkoba tidak mampu menyembuhan. Rehabilitasi hanyalah untuk menghibur mereka yang terjebak narkoba.

"Ujung-ujungnya, pengguna narkoba itu akan gila. Karena itu, cegahlah penyalahgunaan narkoba ini mulai dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar," kata Armensyah Thay.