Sekolah Indonesia Kuala Lumpur perpisahan dengan Dubes Herman

id SIKL

Sekolah Indonesia Kuala Lumpur perpisahan dengan Dubes Herman

Perpisahan dengan Dubes Herman Prayitno (Foto ANTARA / Agus) (1)

"Saya pernah gagal dalam pendidikan dan apa yang saya lakukan ?. Gagal itu menyedihkan tetapi bisa mendorong kita untuk berjuang terus. Ini pernah saya sampaikan kepada para siswa saat home stay," katanya.
Kuala Lumpur, (AntaraKL) - Keluarga Besar Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) Malaysia melakukan perpisahan dengan Duta Besar RI di Malaysia Herman Prayitno yang akan mengakhiri tugas di auditorium sekolah setempat, Senin.

Perpisahan diawali dengan kesan dan pesan dari perwakilan siswa Taman Kanak-Kanak, SD, SMP, SMA, perwakilan dari guru SIKL serta penampilan tari, puisi, dan permainan angklung dari siswa setempat.

"Kami pernah bertemu langsung dengan bapak saat akan ikut Jambore Nasional. Bapak menyemangati kami. Kami terinspirasi. Jangan lupakan kami karena kami jauh dari kampung halaman," ujar Devina, perwakilan siswi SMP.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan Ari Purbayanto mengatakan Dubes Herman Prayitno merupakan sosok pemimpin yang memberikan aspirasi dan mempunyai memimpin.

"SIKL selalu berusaha menjadi sekolah Indonesia di luar negeri yang terbaik. Sejak Olimpiade Sains dan Seni diselenggarakan anak-anak selalu takut kalau tidak menang. Saat olimpiade di Johor Bahru diujicobakan dengan Sekolah Singapura Alhamdulillah masih menang," katanya.

Ari mengatakan Herman Prayitno banyak capainnya dalam bidang pendidikan dan tidak pernah absen di acara pendidikan.

"Saya yakin adik-adik nanti ada yang bercita-cita menjadi dubes. Kami bangga dengan beliau. Berkat Pak Dubes 16 Community Learning Center (CLC) di Sarawak lolos. Kami juga baru mendapatkan bus kebudayaan," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Herman Prayitno mengaku merasa tersanjung mendengarkan kata-kata sambutan pesan dan pesan keluarga SIKL.

"Kepada para guru yang sudah lama di Malaysia, kita merasa enggan pulang tapi waktu yang memisahkan kita. Saya mengucapkan terima kasih selama empat tahun empat bulan rasanya landai-landai saja tidak sampai meretakkan hubungan Indonesia-Malaysia. Tugas saya merekatkan hubungan kedua negara," katanya.

Pihaknya juga ingin agar SIKL bisa mempertahankan prestasinya menjadi sebagai sekolah Indonesia luar negeri yang terbaik.

"SIKL tidak akan maju tanpa bantuan dari para guru, komite sekolah dan sebagainya. Pendidikan itu dinamis para guru perlu meng-up date pengetahuan dengan banyak membaca buku," katanya.

Dia juga meminta agar para siswa tambahi pengetahuan rasa cinta tanah air karena kalau tidak dipupuk jiwa patriotik akan luntur.

"Sebagai manusia biasa atas pribadi dan keluarga mohon dimaafkan.

Saya berterima kasih atas doa-doa-nya. Dari sekarang anak-anak harus punya gambaran kalau besar ingin jadi apa. Negara Indonesia menjamin anak-anak bisa sekolah dimana-mana. Raih sekolah setinggi-tingginya," katanya.

Pada kesempatan tersebut Herman juga membacakan kuis untuk siswa dan guru dengan hadiah buku tentang dirinya yang ditulis Ari Purbayanto selama menjabat sebagai dubes.

"Saya pernah gagal dalam pendidikan dan apa yang saya lakukan ?. Gagal itu menyedihkan tetapi bisa mendorong kita untuk berjuang terus. Ini pernah saya sampaikan kepada para siswa saat home stay," katanya.

Salah seorang siswa kemudian maju dan menceritakan kalau Dubes Herman Prayitno pernah gagal saat seleksi ke Australia karena Bahasa Inggris-nya tidak bagus kemudian dia belajar lagi sehingga berhasil lulus pada tahap selanjutnya.

Turut hadir pula pada acara tersebut Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Trigustono Suprayitno, Atase Ketenagakerjaan, Mustafa Kamal, Atase Imigrasi, Mulkan Lekat, Councellor KBRI Kuala Lumpur, Freddy Panggabean, Ketua Komite Sekolah SIKL, Lili Yulyadi.