Kisah nelayan dari Natuna yang sempat ditangkap polisi Malaysia

id Nelayan ditangkap polisi Malaysia,Nelayan Natuna,Konjen RI,Batam,Kepri Oleh Ilham Yude Pratama

Kisah nelayan dari Natuna yang sempat ditangkap polisi Malaysia

Kusnadi (tengah) diantar Konjen RI Kuching Raden Sigit Witjaksono (batik cokelat nomor dua dari kiri) bersama pejabat Pemerintah Provinsi Kepri saat tiba di Batam. ANTARA/Yude

Karena kapal itulah satu-satunya (alat) mata pencaharian saya


Lampu perahu motor yang kala itu membelah gelap malam, justru memudahkan kapal patroli Malaysia menemukan Kasnadi dan Johan. Mereka, bagi petugas patroli Malaysia, bagai penyusup di negeri orang.

Tak lama kemudian, kapal patroli mendekat, memberikan kode kepada mereka agar tidak melarikan diri. Dengan pasrah dan tanpa perlawanan, ia bersama Johan langsung mematikan mesinnya.

Mereka lalu diberi tahu bahwa sudah memasuki wilayah Malaysia.

“Dia bilang (perahu kami) masuk ke dalam (Malaysia-red), tapi mereka tidak menunjukkan titik koordinat. Saya di sana juga tidak tahu titik koordinat. Jadi begitulah ceritanya. Kami pasrah sajalah, lalu langsung dibawa ke dalam,” kisah Kasnadi.

Petugas patroli Maritim Malaysia hanya menjalankan tugasnya. Bagi mereka, karena ada pihak asing yang berupaya masuk ke wilayah negara  mereka maka mereka juga berusaha melakukan pengamanan.

Setiba di Pangkalan Maritim Malaysia, Kasnadi dan Johan diinterogasi oleh petugas. Mereka ditanyai mulai dari pekerjaannya apa, surat kapal, izin kerja, dan sejumlah pertanyaan interogatif lainnya.

“Memang (di perahu) itu kosong semua, tidak ada yang saya bawa,” ucap Kasnadi.

Ia tidak bisa berbuat banyak setelah pengadilan Malaysia memberikan hukuman penjara selama 4 bulan karena terbukti memasuki wilayah Malaysia. Dirinya hanya berharap Pemerintah Indonesia segera memberikan bantuan agar segera bisa bebas.

Yang ia syukuri adalah Johan yang ikut serta ditangkap tidak perlu menjalani hukuman penjara karena masih di bawah umur sehingga bisa segera kembali ke Natuna.

Di dalam sel tahanan pun ia diperlakukan secara baik oleh petugas. Aparat Malaysia juga memberikan perlengkapan agar dirinya bisa beribadah.

Meski dibui di negeri orang, Kasnadi mengaku tidak kapok untuk melaut karena memang inilah satu-satunya mata pencarian untuk keluarganya memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Hanya, ia berjanji lebih cermat agar kelak tidak melanggar batas negara ketika melaut.

“Yang namanya mencari ikan, kadang khawatir juga waktu bawa kapal masuk ke kawasan orang lain. Akhirnya memang terjadi, tapi saya mengaku salah,” kata dia.