Kuala Lumpur (ANTARA) - Malaysia meminta warganya untuk mengutamakan keselamatan dan segera meninggalkan Sudan Selatan mengingat risiko keamanan semakin meningkat.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Malaysia dalam keterangan pers di Putrajaya, Jumat, mengatakan melalui Kantor Perwakilan Malaysia di Nairobi, Kenya, sedang memantau situasi keselamatan warganya di Sudan Selatan terkait perkembangan terkini dalam hal keamanan di negara tersebut.
Dengan menimbang adanya peningkatan risiko dan memburuknya situasi keamanan, Kementerian Luar Negeri Malaysia mendesak seluruh warganya di Sudan Selatan untuk mengutamakan keselamatan dan segera bersiap pulang ke tanah air selagi penerbangan komersial masih beroperasi.
Pada saat yang sama Malaysia menyarankan warganya untuk tidak bepergian ke Sudan Selatan pada saat ini.
Sebelumnya Kementerian Luar Negeri Malaysia menyebut 55 orang warganya dan 18 pegawai Polisi Kerajaan Malaysia (PDRM) berada di Sudan Selatan. Personel kepolisian tersebut sedang menjalani misi United Nations Police (UNPOL) dan semua dilaporkan dalam kondisi aman.
Misi PBB di Sudan Selatan (UNMISS) dalam sebuah pernyataan telah meminta semua pihak untuk menahan diri dan menegakkan perjanjian damai yang telah direvitalisasi pada 2018, menyusul laporan penahanan Wakil Presiden Pertama Sudan Selatan Riek Machar.
PBB juga menyerukan semua pihak untuk segera mengambil langkah-langkah guna melindungi warga sipil, mencegah pengungsian lebih lanjut, dan menegakkan komitmen mereka berdasarkan kesepakatan gencatan senjata untuk menghindari krisis kemanusiaan yang semakin dalam.
Bentrokan dilaporkan terjadi antara Pasukan Pertahanan Rakyat Sudan Selatan (SSPDF) dengan Tentara Oposisi Pembebasan Rakyat Sudan (SPLA-IO) di dekat Rejaf, selatan Juba, dan di Wunaliet, sebelah barat ibu kota negara tersebut. Upaya diplomatik intensif sedang dilakukan untuk mencapai sebuah solusi damai.
Perang saudara selama lima tahun berlangsung di Sudan Selatan pada 2013 yang menewaskan ratusan ribu orang dan sempat berakhir dengan adanya kesepakatan damai pada 2018. Negara yang merdeka pada 9 Juli 2011 itu kini kembali bergejolak.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Malaysia minta warganya segera tinggalkan Sudan Selatan