Sekolah Malaysia ikuti Pelatihan Seni Budaya Indonesia

id Pelatihan Seni dan Budaya Indonesia

Sekolah Malaysia ikuti Pelatihan Seni Budaya Indonesia

Pembukaan acara yang diselenggarakan kerjasama Atase Pendidikan dan Kebudayaan serta Koordinator Fungsi Penerangan Sosial Budaya KBRI Kuala Lumpur dan SIKL tersebut berlangsung di Kuala Lumpur, Minggu. (1)

"Kenapa kita sering gaduh saling klaim budaya tetapi kita berdiam. Karena itu bagaimana agar hubungan ini erat dan saling bersahabat sehingga diadakan workshop," katanya. 
Kuala Lumpur, (AntaraKL) - Sebanyak 136 orang dari sembilan sekolah menengah dan dua perguruan tinggi di Malaysia mengikuti Pelatihan Seni dan Budaya Indonesia yang diselenggarakan di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (2/9) hingga (16/10).

Pembukaan acara yang diselenggarakan kerjasama Atase Pendidikan dan Kebudayaan serta Koordinator Fungsi Penerangan Sosial Budaya KBRI Kuala Lumpur dan SIKL tersebut berlangsung di Kuala Lumpur, Minggu.

Turut hadir Wakil Dubes KBRI Kuala Lumpur, Krishna K Hannan, Atase Dikbud, Prof Dr Ari Purbayanto, Koordinator Fungsi Pensosbud, Agung Cahaya Sumirat,

Kepala SIKL, Agustinus Suharto, guru-guru SIKL dan para peserta pelatihan.

Program pelatihan yang telah memasuki tahun ke tiga penyelenggaraannya terbagi dalam empat kelas pelatihan yakni kelas gamelan, kelas angklung, kelas tari dan kelas membatik.

Pertemuan akan berlangsung sepuluh kali sedangkan instrukturnya terdiri dari Djamal Bakir (gamelan), Dadang Sholeh (angklung), Aan Mulyani (tari) dan Andik Setiawan (membatik).

Jumlah peserta mengalami peningkatan karena sebelumnya hanya 80 orang.

Nama-nama sekolah dan perguruan tinggi yang turut berpartisipasi adalah SM Sains Seri Putri, SMK Seri Permaisuri, SMK Seri Bintang Utara, SMK Aminddin Baki, SMK Chocrane Perkasa, SM Sains Alam Shah, SM Permata Pintar Negara, SK Gombak Setia, SK Setiawangsa, International Islamic University Malaysia (IIUM) dan Taylor's University.

Atase Dikbud, Prof Dr Ari Purbayanto mengatakan Pelatihan Seni dan Budaya Indonesia pertama kali diselenggarakan pada 2016 dan sekarang merupakan tahun ketiga. 

"Kenapa kita sering gaduh saling klaim budaya tetapi kita berdiam. Karena itu bagaimana agar hubungan ini erat dan saling bersahabat sehingga diadakan workshop," katanya. 

Dia mengatakan kegiatan ini mendapat respon baik dan pihaknya juga sudah mendapatkan dukungan program rumah budaya dari pemerintah. 

"Ini bentuk nyata kebudayaan kita dekat. Kami mengharapkan para peserta kelak menjadi Indonesianis. Pelajar SIKL menjadi Malaysianis. Ini yang menjadi harapan semua," katanya.

Wakil Dubes Krishna Hanan mengharapkan agar saat adik-adik peserta menjadi pemimpin pengetahuan dan pengalaman ini terbawa saat memimpin. 

"Atas nama Pak Dubes kami ucapkan selamat kepada Atdikbud, Pensosbud dan SIKL yang sudah ke tiga kali menyelenggarakan acara ini. 
Sampaikan salam persahabatan Pak Dubes kepada kepala sekolah masing-masing," katanya.