Eropa lirik Indonesia untuk bisnis dan investasi di era MEA

id Eropa lirik Indonesia untuk bisnis dan investasi di era MEA

Eropa lirik Indonesia untuk bisnis dan investasi di era MEA

Nus Nuzulia Ishak. (kemendag.go.id)

Jakarta (AntaraKL) - Negara-negara Eropa melirik kemungkinan-kemungkinan usaha baru dan mencari peluang kerja sama bisnis serta investasi potensial, khususnya setelah adanya penyatuan pasar kawasan dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Indonesia punya daya tarik tersendiri bagi investor asing untuk mengembangkan usahanya di Indonesia. Terbukanya pasar ASEAN membuat negara-negara di Eropa dan Amerika berlomba-lomba melebarkan sayap usahanya di pasar Asia Tenggara, tidak terkecuali Slovenia," Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak, di Jakarta, Jumat.

Slovenia yang merupakan negara pecahan Yugoslavia di Eropa Tengah dengan perekonomian yang tumbuh dan stabil, dan pada Jumat (4/3) State Secretary Kementerian Pembangunan Ekonomi dan Teknologi Slovenia, Ales Cantarutti, untuk melakukan kunjungan kehormatan ke Indonesia untuk menjajaki peluang bisnis dan investasi.

Menurut Nus, peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi dengan Slovenia akan memberikan pengaruh yang signifikan bagi pertumbuhan perekonomian nasional dan hal tersebut merupakan kesempatan baik untuk meningkatkan ekspor Indonesia khususnya ke Slovenia.

Menurut Nus, sejak hubungan bilateral antara Indonesia dan Slovenia dimulai pada tahun 1992, kerja sama perdagangan antara kedua negara terus tumbuh. Total perdagangan Indonesia dengan Slovenia pada tahun 2015 tercatat sebesar 106 juta dolar AS, meningkat 11,74 persen dari tahun sebelumnya.

Saat ini mitra utama Indonesia di Eropa antara lain Belanda, Italia, Jerman, dan Spanyol. Sedangkan mitra utama perdagangan Slovenia antara lain Jerman, Austria, Kroasia, Italia, dan Prancis.

Pada tahun 2015, tercatat ekspor Indonesia ke Slovenia sebesar 93,25 juta dolar AS atau naik 12,88 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu, impor Indonesia dari Slovenia pada tahun yang sama sebesar 12,78 juta dolar AS, naik 4,09 persen.

Dalam pertemuan tersebut, Nus didampingi oleh perwakilan dari Kadin Indonesia, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dan Kementerian Pertahanan. Sementara itu, Delegasi Slovenia terdiri atas sejumlah pejabat, anggota Kadin Slovenia, dan tujuh orang pelaku usaha Slovenia dari berbagai sektor.

Salah satu agenda kunjungan adalah business to business (B2B) meeting antara pelaku usaha Slovenia dan pelaku usaha Indonesia. Delegasi Slovenia juga dijadwalkan mengunjungi beberapa perusahaan di Jakarta guna mencari mitra yang tepat untuk melakukan joint venture dan melihat secara langsung aktivitas produksi.

Sektor yang ditargetkan Slovenia dalam kunjungannya kali ini antara lain energi, pengolahan kayu, transmisi elektronik, alat pertahanan, dan pengelolaan sampah. Kedatangan delegasi bisnis Slovenia diharapkan dapat meningkatkan ekspor Indonesia ke Slovenia secara khusus dan ke Eropa secara umum.

Perekonomian Slovenia cenderung stabil dibandingkan negara-negara pecahan Yugoslavia lainnya. Pendapatan per kapita Slovenia termasuk yang tertinggi di Eropa Tengah. Slovenia sempat diterpa krisis global pada tahun 2008 lalu, namun Slovenia bangkit dan kini memiliki ekonomi yang kuat.

Beberapa produk utama ekspor Indonesia ke Slovenia antara lain adalah karet alam senilai 49,57 juta dolar AS atau setara dengan 53,16 persen dari total ekspor Indonesia ke Slovenia, selain itu batu bara sebesar 12,08 juta dolar AS atau 12,96 persen serta kertas dan karton tak dilapisi dengan nilai 3,79 juta dolar AS atau 4,07 persen.

COPYRIGHT © ANTARA 2016